Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mitos pantai parangtritis
Ilustrasi mitos pantai parangtritis (unsplash.com/@elangwardhana)

Intinya sih...

  • Pantai Parangtritis dikenal dengan berbagai mitos turun-temurun, dari gerbang gaib Nyi Roro Kidul hingga larangan memakai baju hijau.

  • Beberapa mitos masih dipercaya masyarakat, meski sebagian dapat dijelaskan secara logis seperti alasan keselamatan di laut.

  • Cerita-cerita ini menjadi bagian budaya lokal yang mengajarkan penghormatan terhadap alam dan tradisi setempat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Dengan pasir hitamnya yang eksotis dan suasana yang khas, pantai ini selalu berhasil menarik banyak wisatawan. Tapi siapa sangka, di balik keindahannya, Parangtritis juga menyimpan banyak mitos dan urban legend yang masih dipercaya hingga kini, lho.

Beberapa mitos di pantai ini memang terdengar mistis, tapi ada juga yang bisa dijelaskan secara logis. Mulai dari cerita tentang pintu gaib hingga larangan memakai baju hijau, semuanya bikin penasaran. Yuk, cari tahu lebih lanjut di bawah ini!

1. Adanya gerbang kerajaan gaib Nyi Roro Kidul

Ilustrasi pantai parangtritis (unsplash.com/@rahadiansyah)

Siapa yang belum pernah mendengar seputar Nyi Roro Kidul, sih. Ia disebut-sebut sebagai penguasa laut selatan yang memiliki kemampuan menghancurkan yang dahsyat dan memiliki kerajaan besar di dasar laut. Menariknya, banyak yang percaya kalau di Pantai Parangtritis lokasi gerbang kerajaan milik Nyi Roro Kidul tersebut.

Hal ini kemudian berkaitan dengan kepercayaan bahwa pantai tersebut adalah tempat yang sakral hingga kerap dijadikan lokasi ritual hingga tradisi budaya baik oleh perorangan atau dari pihak Keraton Yogyakarta. Salah satunya adalah tradisi malam satu suro yaitu saat masyarakat melarung berbagai uba rampe ke laut bersamaan dengan lek-lekan atau tidak tidur sampai pagi. Tak sampai di situ, banyak orang yang kemudian melakukan jamasan atau upacara mencuci benda pusaka yang mereka miliki.

2. Larangan memakai baju hijau

Ilustrasi mitos pantai parangtritis (unsplash.com/@naruaika)

Larangan memakai pakaian hijau saat ke Pantai Parangtritis mungkin sudah pernah kamu dengar. Mitos ini masih berkaitan dengan Nyi Roro Kidul yang konon menyukai warna tersebut sehingga siapa pun yang main ke Pantai Parangtritis dengan pakaian hijau, akan diajak, diambil, dan selamanya hidup dalam kerajaannya.

Namun di balik kepercayaan ini, ada alasan logis kenapa tidak boleh pakai baju warna hijau ke pantai. Yaitu karena warna hijau, mirip dengan warna air laut sehingga saat terjadi kecelakaan atau terseret ombak, akan menyulitkan tim penyelamat untuk mencari korban. Oleh karena itu, disarankan untuk memakai pakaian warna cerah dan yang lebih baik dilakukan yaitu tidak main air laut di sekitaran Pantai Parangtritis karena ombaknya yang memang terkenal besar.

3. Adanya pintu gaib menuju Keraton Yogyakarta

Ilustrasi Kraton Jogja (unsplash.com/@engineofyouth)

Mitos Pantai Parangtritis yang cukup melegenda adalah adanya pintu dan lorong gaib yang menghubungkan tempat ini, langsung menuju Keraton Yogyakarta. Meski belum bisa dibuktikan secara fisik, tapi banyak yang percaya adanya pintu tersebut karena dekatnya kaitan keduanya.

Konon, hanya keluarga kerajaan saja yang bisa menggunakan lorong tersebut. Jadi, perjalanan yang seharusnya ditempuh kurang lebih selama satu jam dari keraton ke pantai, bisa langsung sampai dalam sekejap.

4. Larangan mengambil benda apa pun dari Pantai Parangtritis

Ilustrasi pantai (unsplash.com/@aageboi)

Sudah pernah dengar, cerita tentang seorang wisatawan yang mengambil batu dari Pantai Parangtritis justru berakhir dengan kerasukan? Ya, ada mitos yang mengatakan untuk tidak membawa benda apa pun termasuk pasir atau batu sekali pun bisa membuat Nyi Roro Kidul murka. Ia yang kerasukan karena membawa benda dari Pantai Parangtritis, harus memulangkan ke tempatnya, seperti sedia kala.

Meski begitu, di balik cerita yang sudah turun temurun ini, ada hal baik yang bisa dipetik. Yaitu untuk tidak mengambil apa pun yang bukan milik kita, terlebih jika prosesnya tanpa izin pemiliknya.

Itu dia mitos Pantai Parangtritis yang sampai saat ini masih dipercaya oleh banyak orang. Banyak yang sukar diterima oleh akal sehat, tapi beberapa kepercayaan barusan bisa dimaknai dengan sudut pandang berbeda yaitu untuk lebih menghargai kebudayaan yang berlaku setempat dan berhati-hati selama berwisata. Begitu juga dalam sesuatu agar tidak ditelan secara langsung dan bisa mengedepankan logika. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team