Instagram.com/kratonjogja
Pohon beringin di Alun - Alun Utara atau Alun - Alun Lor, disebut sebagai beringin kurung. Artinya beringin yang dikurung. Sepasang beringin kurung ini berada tepat di tengah alun-alun dan mengapit sumbu filosofi.
Sumbu filosofi merupakan garis imajiner yang membujur antara utara dan selatan, menjadi poros bagi tata ruang Keraton Yogyakarta. Nah, kedua pohon tersebut memiliki nama yakni di sisi barat sebagai Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru, yang ditanam di sisi timur.
Keduanya termasuk dalam pusaka keraton, lho, makanya setiap bulan Suro, Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru menjalani upacara jamasan yang merupakan prosesi membersihkan dan merawat benda pusaka. Cara jamasan pohon beringin adalah dengan cara memangkas dahan sehingga tetap bundar laiknya sebuah payung. Bukan tanpa alasan, payung adalah perlambang dari pengayoman yang diberikan keraton kepada rakyat Yogyakarta.
Konon, bibit pohon beringin Kiai Dewadaru diambil dari Majapahit dan bibit Kiai Janadaru berasal dari Pajajaran. Diketahui, terdapat sebanyak 64 pohon beringin di sekitar Alun-alun Utara, jumlah ini sama dengan usia Nabi Muhammad SAW jika dihitung berdasar penanggalan Jawa.