4 Upacara Adat di Yogyakarta Ini Sayang Dilewatkan saat Liburan

Catat waktu perhelatannya, ya!

Jogja merupakan destinasi wisata yang tepat untuk menghabiskan liburan. Lebih lagi bagi kamu yang senang mengabadikan momen-momen unik dan sakral seperti upacara adat

Beberapa upacara adat di Yogyakarta ini mesti kamu saksikan ketika sedang berlibur ke Kota Pelajar. Berikut adalah empat upacara adat yang menakjubkan di Yogyakarta!

1. Upacara Grebeg

4 Upacara Adat di Yogyakarta Ini Sayang Dilewatkan saat Liburanilustrasi Upacara Grebeg yang dilakukan masyarakat suku Jawa (unsplash.com/Angga Indratama)

Upacara Grebeg diperkenalkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dan dirayakan setiap tiga kali dalam setahun. Upacara Grebeg dinamakan berdasarkan hari besar agama Islam. Hal ini selaras dengan tujuan diadakannya yaitu menyiarkan ajaran agama Islam. 

Upacara adat satu ini memiliki beberapa nama berbeda. Di antaranya Grebeg Besar, Grebeg Maulud, dan Grebeg Syawal.

Grebeg Besar dirayakan pada bulan Zulhijjah atau bertepatan di bulan Haji. Dalam istilah Jawa, bulan Zulhijjah disebut sebagai bulan Besar. 

Sesuai dengan namanya, Grebeg Maulud adalah upacara adat di Yogyakarta yang digelar sebagai perayaan hari Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Sedangkan Grebeg Syawal diselenggarakan sebagai perwujudan rasa syukur setelah menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. 

Dalam pelaksanaan upacara Grebeg, Sultan akan keluar dari istana dengan membawa gunungan. Gunungan yang berisi makanan tersebut nantinya akan dibagi-bagikan kepada rakyatnya.

2. Gejog Lesung

4 Upacara Adat di Yogyakarta Ini Sayang Dilewatkan saat Liburanilustrasi upacara adat Gejog Lesung (muntuk.bantulkab.go.id)

Jika kamu sedang berada di Yogyakarta ketika gerhana, jangan lewatkan untuk menyaksikan upacara Gejog Lesung, ya. Upacara adat di Yogyakarta ini terdiri dari lima hingga enam orang. Mereka bertugas untuk menumbuk lesung atau tempat menumbuk padi dengan kayu penumbuk atau alu. 

Irama yang dihasilkan dari lesung yang ditumbuk inilah yang menjadi asal-usul nama tradisi adat yang diselenggarakan untuk menyambut gerhana. Dahulunya, upacara ini bermula dari kepercayaan masyarakat setempat akan raksasa yang memakan matahari atau bulan. 

Seiring berjalannya waktu, Gejog Lesung diselenggarakan sebagai ajang pelestarian budaya. Selain itu, Gejog Lesung juga menjadi festival untuk menyambutan tamu agung dan penarik wisatawan.

Baca Juga: 5 Tempat Favorit di Jogja untuk Tradisi Padusan Jelang Ramadan

3. Upacara Labuhan

4 Upacara Adat di Yogyakarta Ini Sayang Dilewatkan saat LiburanANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Bagi kamu yang senang mengunjungi pantai, kamu bisa menyaksikan secara langsung upacara adat Labuhan yang sarat makna. Kata Labuhan sendiri berasal dari kata “labuh” yang diartikan sebagai membuang sesuatu ke laut. Sederhananya, upacara Labuhan adalah sebuah persembahan untuk para roh halus yang bersemayam di tempat-tempat tertentu. 

Terdapat tiga upacara Labuhan berdasarkan tempat penyelenggaraannya. Upacara tersebut adalah upacara Labuhan Parangkusumo, Labuhan di Gunung Merapi, dan Labuhan di Gunung Lawu. Upacara adat di Yogyakarta ini dilakukan demi kesejahteraan kerajaan dan keselamatan para Sri Sultan dan masyarakat Yogyakarta. 

Sehari sebelum Labuhan dimulai, masyarakat melakukan doa bersama di sekitar benda yang dikeramatkan. Setelah itu, mereka melakukan prosesi tabur bunga. 

Sesi tabur bunga menandakan bahwa upacara Labuhan Parangkusumo sudah dimulai. Nantinya, terdapat benda pokok dan benda pengiring yang akan dilabuh.

Sementara itu, Labuhan di Gunung Merapi dan Gunung Lawu pelaksanaannya sedikit berbeda. Para pemuka adat akan memberikan labuhan kepada juru kunci setiap gunung dengan mendoakannya terlebih dahulu.

4. Jamasan Pusaka

4 Upacara Adat di Yogyakarta Ini Sayang Dilewatkan saat LiburanProsesi jamasan pusaka tombak kyai upas. IDN Times / Bramanta Pamungkas

Jamasan Pusaka atau Siraman Pusaka digelar secara terbuka bagi masyarakat, ditujukan sebagai upaya untuk merawat dan membersihkan benda-benda pusaka. Kamu pun bisa menyaksikan upacara adat satu ini yang diselenggarakan secara rutin di setiap tahunnya sebagai penyambutan tahun baru Jawa.

Biasanya, upacara adat tradisional di Yogyakarta ini dihelat pada Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon di bulan Sura. Pelaksanaan Jamasan Pusaka sendiri berlangsung di dekat pohon beringin Kiai Janadaru atau Kiai Wijayadaru.

Nah, itulah empat upacara adat yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat di Yogyakarta. Seluruh upacara tersebut diselenggarakan dengan tujuan yang jelas dan waktu yang telah ditentukan.

Baca Juga: 10 Hotel di Dekat Alun-alun Kidul Jogja, Murah sampai Mewah

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya