Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?

Benarkah Sultan juga tidak boleh lewat gapura satu ini?

Keistimewaan Kota Yogyakarta tidak lepas dari sederet legenda dan mitos turut mewarnainya. Selain pulung gantung, mitos mengenai Plengkung Gading juga santer di kalangan masyarakat setempat.

Plengkung Gading juga dikenal dengan sebutan Plengkung Nirbaya Gading. Penamaan "nirbaya" berasal dari kata "nir" yang berarti "tidak ada" dan "baya" yang artinya "berbahaya". Sehingga, menandakan wilayah yang aman tanpa ada bahaya yang mengancam.

Plengkung Gading berlokasi di Jl. Patehan Kidul, Kel. Patehan, Kemantren Kraton yang mana masih jadi bagian dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Lebih lanjut, berikut beberapa mitos yang turut menyelimuti Plengkung Gading.

1. Mulanya sebagai gapura pintu masuk

Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?Plengkung Gading zaman dahulu (facebook.com/Sejarah Jogjakarta)

Plengkung Gading berwujud bangunan tembok yang kokoh dengan warna putih. Gapura ini memiliki sejenis mahkota di tepi atasnya. Wisatawan yang lewat di bawahnya harus melewati lorong pendek yang dibuka untuk umum.

Pada bagian atas, dulunya berfungsi sebagai benteng penjagaan. Ketika zaman perang berakhir, bagian atas biasanya dimanfaatkan pengunjung guna bersantai sambil menikmati pemandangan sore Kota Jogja.

Mulanya, Plengkung Gading ditujukan sebagai salah satu dari 5 pintu yang terhubung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Namun, sejak pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I, jalur masuk lewat Plengkung Gading ditutup bagi Sultan yang masih hidup.

2. Sirine khusus yang dibunyikan di waktu tertentu

Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?sirine Plengkung Gading (earth.google.com/Sugeng Raharjo)

Terdapat sirine di area Plengkung Gading yang sudah berfungsi sejak 1949. Saat Belanda masih menjajah, sirine tersebut menjadi penanda bahaya akan adanya serangan udara dari Belanda.

Namun, kini sirine hanya dibunyikan di dua momen khusus. Pertama pada 17 Agustus untuk mengenang detik-detik proklamasi kemerdekaan. Kemudian sirine juga diputar menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Mitos-mitos Satu Suro yang Masih Dipercaya Hingga Kini

3. Jalur keluarnya jenazah keluarga Keraton

Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?Plengkung Gading (@seno471 via visitingjogja.jogjaprov.go.id)

Mitos Plengkung Gading erat dikaitkan dengan adanya larangan bagi Sultan yang naik tahta untuk melewati jalur keluar-masuk Keraton satu ini. Konon, mulai masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I, sultan yang masih hidup serta bertahta dilarang lewat Plengkung Gading, hanya sultan yang telah wafat atau jenazahnya yang diizinkan melewatinya.

Sehingga sampai sekarang Plengkung Gading menjadi pintuk keluar untuk jenazah sultan beserta keluarga Keraton yang hendak dimakamkan. Selanjutnya jenazah dimakamkan di makam khusus Raja-Raja Imogiri.

4. Jenazah rakyat biasa tidak diperbolehkan lewat

Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?Plengkung Gading (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Mitos lainnya yang berhubungan dengan kesakralan Plengkung Gading yakni jenazah rakyat biasa tidak diizinkan melewatinya. Hanya rakyat biasa yang masih hidup yang diperbolehkan melintasinya.

Bahkan jika tempat pemakaman masyarakat ternyata dekat dengan gerbang ini rombongan jenazah wajib memutar guna menghindari lorong gapura. Hal ini pun mengukuhkan Plengkung Gading yang memang dikhususkan sebagai jalur keluar sultan yang mangkat atau wafat.

5. Dipercaya mampu menetralkan ilmu hitam

Mitos Seputar Plengkung Gading, Bisa Netralkan Ilmu Hitam?Plengkung Gading (pariwisata.jogjakota.go.id)

Selain mitos yang disebutkan sebelumnya, tidak sedikit masyarakat setempat yang juga percaya jika Plengkung Gading mampu menetralkan ilmu hitam. Konon, siapa pun yang menyimpan ilmu hitam lalu melewati Plengkung Gading, baik disengaja maupun tidak, maka kesaktiannya akan luntur tidak selang beberapa lama.

Sebagai monumen bersejarah, Plengkung Gading pun akhirnya dibangun pagar di tangga yang menuju bagian atas gapura. Langkah Keraton ini ditujukan untuk melindungi dari perilaku tidak sopan yang dilakukan pengunjung.

Terlepas dari mitos yang ada, Plengkung Gading layak jadi tujuan wisata sejarah yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke wilayah Keraton Yogyakarta. Di antara kamu, ada yang pernah ke sini?

Baca Juga: 4 Keris Pusaka di Keraton Yogyakarta Ini Punya Nilai Sejarah Tinggi

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya