Presiden Prabowo resmikan Jembatan Kabanaran. (IDN Times/Daruwaskita)
Sementara, merujuk laman Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, sebelumnya juga mengusulkan perubahan nama jembatan menjadi Jembatan Banaran. Selain sebagai upaya untuk meluruskan sejarah, hal ini juga mendudukkan permasalahan sesuai dengan fakta wilayah.
Setidaknya 80 persen dari konstruksi jembatan berada di wilayah administrasi Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan bagian jembatan, 100 persen ada di atas badan sungai yang merupakan milik wilayah Kulon Progo.
Pada awalnya, bupati mengusulkan nama “Banaran-Pandansimo” yang bertujuan untuk mengakomodir kedua wilayah. Namun, setelah dikaji oleh pusat dan disetujui Pemprov DIY, nama yang dipilih adalah Kabanaran. Untuk pemilihan dan pengusulan nama ini sendiri, Pemkab Kulon Progo membutuhkan waktu tiga minggu untuk mencari dan mengkaji data secara mendalam, termasuk dengan melibatkan komunikasi tertulis dengan Gubernur DIY dan diteruskan secara administrasi kepada Gubernur melalui Sekda.
Saat peresmian Jembatan Kabanaran, Presiden Prabowo menekankan pentingnya nilai sejarah pada kawasan wilayah tersebut. Dengan latar belakang sejarah itu, pembangunan jembatan ini juga diharapkan membuka akses menuju kawasan yang memiliki potensi strategi dalam pengembangan budaya dan pariwisata Jawa.
“Saudara-saudara sekalian, tadi kita sudah mendengar arti bersejarah dari tempat ini, tempat perjuangan Pangeran Mangkubumi melawan Belanda, markasnya di sini juga. Bahwa ini nanti akan diharapkan mempermudah konektivitas, mempermudah akses juga ke daerah yang begitu indah, begitu penting dalam budaya Jawa, penuh spiritualitas,” terang Prabowo yang dikutip dari laman Portal Pemerintah Daerah DIY.
Nah, bagaimana menurut kamu, alasan kenapa Jembatan Pandansimo berganti nama jadi Kabanaran ini sudah cukup sesuai? Atau malah sebaliknya, nama lama sudah terlanjur mengakar dalam ingatan? Namun terlepas dari namanya, semoga jembatan vital ini dapat memberi kebermanfaatan bagi banyak orang dalam jangka waktu yang panjang, ya!