Sejarah 3 Tempat Tujuan Wisata Presiden Jokowi di Yogyakarta

12 Jun 2019, 15:00 WIB

Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

Minggu lalu, Presiden Jokowi dan keluarga menghabiskan waktu libur Lebaran 2019 dengan mengunjungi beberapa tempat di Yogyakarta. Pria asal Solo tersebut menyempatkan diri menyusuri Jalan Malioboro dengan menggunakan andong. Ia juga datang ke Mal Malioboro serta Pasar Beringharjo untuk berbelanja.

Selain Jokowi, masyarakat dari Yogyakarta dan luar kota pun gemar menjadikan tempat-tempat di atas sebagai destinasi wisata. Berikut fakta yang perlu kamu tahu tentang lokasi tujuan wisata presiden Jokowi di Yogyakarta dan menjadi favorit banyak orang tersebut.

1.Asal-usul Nama Jalan Malioboro

IDN Times/Nindias Khalika

Ada pendapat yang menyatakan bahwa nama Malioboro berasal dari gelar Jenderal John Churchill asal Inggris yang berbunyi Duke of Marlborough. Tapi, sejarawan Peter Carey dalam Asal-Usul Nama Yogyakarta Malioboro (2015) menyanggah argumen itu dengan alasan Yogyakarta tak pernah berada di bawah kendali secara resmi selama Inggris menguasai Jawa pada tahun 1811 hingga 1816.

2.Jalan Malioboro berarti jalan berhiaskan untain bunga

Ilustrasi Kawasan Malioboro (IDN Times/Holy Kartika)

Lebih lanjut, Carey justru mengatakan nama jalan ini berasal dari bahasa Sansekerta mâlyabhara yang berarti “berhiaskan untain bunga”. Pendapat ini ia kemukakan setelah dirinya menemukan petunjuk bahwa kasusastraan India memberikan pengaruh di Jawa dalam bentuk kakawin atau puisi berbahasa Jawa kuno.

3.Mal Malioboro, mal pertama di Yogyakarta

Instagram/humasjogja

Selain menyusuri Jalan Malioboro, Presiden Jokowi juga berbelanja mainan untuk cucunya di Mal Malioboro. Jika sekarang beberapa mal bisa jadi pilihan kamu buat refreshing, Yogyakarta hanya memiliki dua mal sebelum tahun 2006, salah satunya Mal Malioboro.

Menurut Ananda Astrid Adrianne di buku Happy Shopping Jogja: Panduan Wisata Belanja Sekitar Jogja (2014), Mal Malioboro merupakan pusat perbelanjaan pertama dan tertua di Yogyakarta. Gedung enam lantai ini dibangun tanggal 27 November 1993 dan masih menjadi salah satu tujuan wisata di sepanjang Jalan Malioboro hingga sekarang. Di pusat perbelanjaan ini, kamu bisa membeli produk mulai dari pakaian, bahan makanan, dan barang lain dari 84 penyewa tempat atau tenant.

4.Pasar Beringharjo yang eksis sejak dulu

Pasar Beringharjo (IDN Times/Febriana Sinta)

Sejarawan JJ Rizal seperti yang dikutip Hoo Cynthia Devi dalam tesis “Studi Perubahan Bentuk Ruang dan Tata Produk Los Tekstil Pasar Beringharjo, Yogyakarta Berdasarkan Teori Persepsi” (2013) menjelaskan bahwa Pasar Beringharjo dibangun oleh Sri Sultan HB I. Berdasarkan peta tahun 1765, lokasi pasar merupakan lapangan berlumpur yang banyak ditumbuhi beringin dan terletak di antara Keraton dan Tugu Putih.

5.Beringharjo yang berarti "beringin" dan "penerbit kesejahteraan"

Dok. IDN Times

Pada tahun 1925, pemerintah Belanda menunjuk Nederlansch Indisch Beton Maatschappij untuk mendirikan los di lokasi pasar. Bangunan itu kemudian diresmikan oleh Sri Sultan HB VIII dan diberi nama Beringharjo. Hoo Cynthia Devi menjelaskan bahwa nama itu berasal dari kata beringin dan harjo atau penerbit kesejahteraan.

Terdapat sedikitnya 7.000 pedagang yang mencari nafkah di Pasar Beringharjo. Di samping itu, sekitar 500 buruh gendong yang berusia dari 20 tahun hingga 70 tahun juga beraktivitas di sana.