Angkringan jogja (instagram.com/mawlanaridwan)
Bukan angkringan namanya kalau gak menjual nasi kucing. Nasi berukuran kecil dengan lauk sederhana seperti oseng tempe atau sambal ikan teri, kerap dipandang sebelah mata dan dicap sebagai makanan orang golongan menengah ke bawah. Harganya hanya Rp1.000, dianggap gak level untuk orang kaya yang biasa makan makanan mahal.
Namun sebaliknya, angkringan adalah tempat makan yang gak memandang status, agama, dan kekayaan. Semua orang yang makan di sana, kenal atau tidak, biasanya akan dengan mudah membaur. Di hadapan wedangan, gorengan, dan nasi kucing semua manusia menjadi sama.
Semakin berkembangnya zaman, penjual angkringan makin banyak dan gak jarang disertai dengan inovasi yang menarik. Sebut saja seperti menu yang lebih beraneka macam, tempat luas, bahkan beberapa juga dilengkapi dengan hiburan seperti live music. Namun yang pasti, tujuan dari setiap dibukanya angkringan adalah sama, yaitu tempat untuk mengisi perut yang keroncongan dengan harga ramah di kantong sambil melebur dengan masyarakat lain tanpa ada perbedaan.