Penulis novel dan penyanyi Dee Lestari menampilkan musical story telling Aroma Karsa saat pentas penutupan Festival Sastra 2025. (dok. Pemkot Yogyakarta)
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengatakan bahwa festival ini merupakan wadah yang mempertemukan penulis dan pembaca. Pihaknya berharap FSY menjadi gelaran yang diakui di tingkat nasional dan bisa memberi dampak lebih luas bagi perkembangan sastra Indonesia.
"Festival ini bukan sekadar peristiwa tahunan, tetapi sebuah gerakan budaya yang membuka ruang tumbuh bagi penulis, pembaca dan semua yang percaya pada kekuatan kata-kata,” ujarnya dilansir laman Pemkot Yogyakarta.
Yetti menyampaikan bahwa rata-rata jumlah pengunjung per hari selama FSY mencapai 1.100 orang. Dalam pelaksanaannya, festival ini menampilkan lebih dari 60 sastrawan dan melibatkan 35 komunitas sastra dari berbagai daerah.
Yetti juga menyebut bahwa partisipasi pada sayembara puisi nasional sangat besar, dengan 1.465 peserta dari 285 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa FSY telah menjadi milik bersama dan dinikmati secara nasional.
"Festival Sastra Yogyakarta ini bukan lagi milik warga Yogyakarta semata. Melainkan telah menjadi ruang bersama yang dicintai lintas wilayah dan generasi. Semoga festival ini terus menjadi ruang temu yang hangat bagi pelaku dan penikmat sastra, tempat di mana kata-kata tidak atau dituliskan, tetapi juga dirayakan sebagai kekuatan yang menyatukan, menggerakkan dan menginspirasi," tutur Yetti.