Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Embung Nglanggeran kering. (IDN Times/Daruwaskita)

Gunungkidul, IDN Times - Musim kemarau yang panjang tidak saja menyebabkan bencana kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, namun juga menyebabkan air Embung Nglanggeran kering kerontang.

Akibatnya tempat wisata yang terletak di Patuk Gunungkidul ini harus kehilangan banyak wisatawan. 

1. Selama air embung mengering wisatawan berkurang hingga 2 ribu dalam waktu 1 bulan

instagram.com/apriyanto_photo

Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Aris Triyono mengatakan keringnya air pada embung Nglanggeran berdampak pada jumlah wisatawan di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran tersebut.

"Biasanya saat embung penuh dengan air, wisatawan yang datang dalam sebulannya bisa mencapai 12 ribu hingga 15 ribu. Saat kering seperti ini ada banyak penurunan ya hingga 2 ribuan wisatawan sebulannya," katanya kepada IDN Times, Kamis (10/10).

2. Wisatawan masih bisa nikmati sunset dengan latar belakang Gunung Api Purba‎

gunungapipurba.com

Menurut Aris, wisatawan yang datang ingin menikmati saat matahari tenggelam atau sunset. Diakuinya saat senja pemandangan indah akan terlihat di sekitar embung. 

"Wisatawan yang datang di embung bisa berswafoto dengan latar belakang Gunung Api Purba saat sunset tiba," ungkapnya.

3. Saat musim kemarau air di embung digunakan untuk menyirami tanaman buah‎

lagilibur.com

Lebih jauh Aris mengatakan keberadaan sisa air di Embung Nglanggeran sendiri digunakan untuk menyiram berbagai tanaman buah yang ada di sekitar embung. 

"Kita berharap saja musim hujan segera datang karena sumber air Embung Nglanggeran dari air hujan karena tidak ada sumber air lagi di sekitar embung Nglanggeran," tuturnya.‎

Editorial Team