6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineran

Dijamin anti bosan berwisata di Kotagede

Intinya Sih...

  • Kotagede adalah tempat wisata bersejarah sebagai ibukota Kerajaan Mataram Islam.
  • Daya tariknya meliputi Masjid Gedhe Mataram, Makam Raja-raja, Rumah UGM, Pasar Kotagede, Between Two Gates, dan Museum Kotagede.
  • Wilayah ini memberikan pengalaman seolah berada di zaman kerajaan Mataram Islam dengan bangunan-bangunan kuno dan koleksi benda bersejarah.

Bicara tentang wisata di Jogja, Kotagede adalah salah satu yang wajib dikunjungi. Kotagede pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam sehingga kini banyak bangunan bersejarah yang dapat jadi tempat belajar sekaligus berwisata seru. 

Tak sampai di situ saja, setidaknya ada 6 daya tarik Kotagede lain buat menambah pengalaman mainmu. Tak terkecuali kulineran, yuk, simak hal-hal seru lainnya berikut ini!

1. Wisata religi ke Masjid Gedhe Mataram Kotagede

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai KulineranMasjid Gedhe Mataram Kotagede (budaya.jogjaprov.go.id)

Masjid Gedhe Mataram Kotagede bukan sebarang masjid. Diperkirakan, masjid ini dibangun semasa kepemimpinan Sultan Agung dan masih kokoh sampai saat ini. Bentuknya unik khas bangunan masjid Jawa kuno yang memiliki ruang utama, serambi, pawestren, tempat wudlu, dan terdapat kolam kecil. 

Masjid Gedhe Mataram Kotagede sampai saat ini masih digunakan masyarakat setempat. Bagi orang luar yang hendak berkunjung pun tak dipungut biaya asal kenakan pakaian yang sopan. 

2. Ziarah ke Makam Raja-raja Kotagede

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineranaktivitas seru di kotagede (instagram.com/mawlanaridwan)

Masih satu area dengan Masjid Gedhe Mataram Kotagede, kamu bisa lanjutkan dengan memasuki kawasan Makam Raja-raja Kotagede. Danang Sutawijaya atau yang juga dikenal sebagai Panembahan Senopati, raja kedua Mataram Islam, Mas Jolang atau Panembahan Hanyakrawati adalah dua raja yang dikebumikan di komplek makam ini. Ada juga Ki Ageng Pemanahan ayah Panembahan Senopati dan Raja Pajang, Joko Tingkir, turut dimakamkan di kompleks Makam Raja Kotagede ini.

Memang tak sebarang orang bisa masuk ke dalam makam, tapi kamu bisa berkeliling ke sekitarnya yang tak kalah menarik dan estetik. Banyak pasangan melakukan foto sebelum pernikahan di sini dan mengusung tema Jawa klasik. Ada juga area pemandian yang dipisahkan untuk laki-laki dan perempuan yang airnya dipercaya bikin awet muda. 

3. Mengunjungi Rumah UGM Kotagede

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineranpotret Omah UGM Kotagede (google.com/maps/Omah UGM Kotagede)

Berlokasi 750 meter dari Masjid Gedhe Mataram Kotagede, ada sebuah bangunan yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1750-an dan kini dikenal dengan Rumah UGM atau House of UGM. Agak masuk dalam gang, kamu wajib jalan kaki kalau ingin mampir ke sini. Namun tak usah khawatir, tempat ini mudah ditemukan dengan plang-plang penunjuk arah yang memudahkan perjalanan. 

Untuk masuk ke Rumah UGM Kotagede, kamu perlu membayar tiket masuk sebesar Rp10 ribu. Bak diajak pergi ke masa lalu, di dalam rumah ini tersimpan banyak benda-benda jadul mulai dari alat masak, TV, dan lain-lain. 

Baca Juga: Omah UGM Kotagede, Bangunan Tradisional yang Jadi Cagar Budaya

4. Jajan di Pasar Kotagede

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineranpotret pasar legi kotagede (budaya.jogjaprov.go.id)

Bukan Pasar Beringharjo sebagai pusat perbelanjaan tertua di Jogja, melainkan Pasar Kotagede. Dikenal juga sebagai Pasar Legi Kotagede, konon sudah ada sejak abad ke-16. Kemudian pada masa penjajahan Belanda, pasar tersebut kian ramai oleh pedagang dan pembeli yang berlalu lalang beserta berbagai jenis barang. 

Di masa kini, Pasar Kotagede didatangi tak hanya untuk belanja sayur atau bumbu dapur, tapi juga kudapan tradisional bahkan yang kekinian mulai banyak ditemukan. Apalagi jelang sore, pedagang kaki lima mulai berjajar menjajakan jajanan yang bikin pasar ini seolah gak pernah sepi. 

5. Pergi ke masa lalu lewat Between Two Gates

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineranpotret between two gates kotagede (google.com/maps/LYN0M)

Between Two Gates diartikan sebagai di antara dua gerbang. Ini adalah sebuah perkampungan unik dan sudah ada sejak tahun 1840, di mana rumah-rumahnya bersaf dari timur ke barat, saling berhadapan ke arah utara dan selatan dengan batasan lorong yang menghubungkan sepasang gerbang di ujung timur dan barat.

Pada masa Kerajaan Mataram Islam, area ini adalah alun-alun yang kemudian menjadi permukiman dengan total sembilan rumah. Meski pernah rusak akibat gempa hebat yang melanda Jogja tahun 2006 lalu, rumah-rumah tadi diperbaiki sebagaimana bentuk aslinya. 

Karena hunian dalam Between Two Gates masih sangat tradisional, kamu seolah sedang tak berada di masa ini melainkan dibawa ke puluhan tahun silam. Cocok juga buat berfoto, lho!

6. Belajar sejarah di Museum Kotagede

6 Daya Tarik Kotagede Jogja, Wisata Sejarah sampai Kulineranpotret museum kotagede (google.com/maps/Mesha Christinal)

Termasuk wisata baru di Jogja, ada Museum Kotagede yang buka setiap hari Selasa-Minggu. Museum Kotagede ini dulunya disebut sebagai Rumah Kalang dan peninggalan pengusaha pengrajin emas. Namun sejak 2021 lalu, diperkenalkan pada publik sebagai museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah. 

Setidaknya ada empat klaster dalam museum tersebut yang masing-masing menampilkan koleksi unik. Misalnya seperti Klaster Seni Pertunjukan Sastra atau Klaster Adat-Tradisi dan Kehidupan Keseharian. Ada juga ruangan khusus sebagai penyimpanan benda-benda dari Ibu Hj Noerijah, pemilik rumah kalang, yang turut menghibahkan sebagian hartanya. 

Daya tarik Kotagede itu tak terbatas. Wilayah ini seolah membuat kamu merasa sedang tidak di Jogja, melainkan di zaman kerajaan Mataram Islam. Sayang sekali kalau tak explore lebih dalam saat ke sini. Yuk, agendakan ke Kotagede segera!

Baca Juga: Fakta Between Two Gates, Kampung Unik di Kotagede Sejak 1840

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Halo!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya