Fakta Sejarah Ullen Sentalu, Museum Keluarga nan Estetik

Dibangun di atas 'nDalem Kaswargen'

Berlokasi di selatan kaki Gunung Merapi dengan sekitarnya yang masih rimbun pepohonan membuat Museum Ullen Sentalu memberi kesan damai, sekaligus estetik. Meski terbilang jauh dari pusat kota, banyak orang rela mampir demi belajar sejarah sekaligus berfoto di museum bergaya indish dan post-mo tersebut.

Museum Ullen Sentalu sendiri menyimpan berbagai peninggalan sejarah kekayaan budaya Jawa seperti batik, lukisan, sampai koleksi syair. Namun, tahukah kamu kalau Museum Ullen Sentalu adalah milik perorangan? Atau, sudah tahu belum bagaimana sejarah museum tersebut? Biar gak lagi penasaran, yuk, simak fakta Museum Ullen Sentalu berikut ini!

1. Didirikan oleh Keluarga Haryono dan diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII

Fakta Sejarah Ullen Sentalu, Museum Keluarga nan EstetikInstagram.com/ramakristian

Umumnya, museum dimiliki oleh pemerintah daerah sedangkan Museum Ullen Sentalu dimiliki secara pribadi atau keluarga. Tak lain adalah Keluarga Haryono yang menurut laman Kundha Kabudayan adalah keluarga peranakan tapi mereka memiliki latar belakang kultur Jawa yang kental.

Keluarga ini tinggal tak jauh dari Keraton Jogja, tepatnya di Gang Sayidan di mana di dalamnya hidup secara harmonis keluarga-keluarga dari berbagai strata sosial seperti priyayi, ningrat, juga janda-janda Belanda. Dari terbiasa hidup dengan berbagai macam latar belakang tersebut, membuat Keluarga Haryono lantas mencari jati diri lewat mendirikan sebuah museum seni dan budaya Jawa Klasik.

Menurut laman yang sama, Keluarga Haryono tidak sendiri dalam membangun museum tersebut, tapi juga didukung oleh kerabat dari pewaris dinasti Mataram. Tahun 1994 bersama dengan pemangku tahta Pakualaman KGPAA Paku Alam VIII, pemangku tahta Kasunanan Surakarta Hadiningrat I.S.K.S Paku Buwono XII, Putra Sultan Hamengku Buwana VIII : GBPH. Poeger, putri Mangkunegaran GRAy. Siti Nurul Kusumawardhani, dan Ibu negara, Ibu Hartini Soekarno dalam mendirikan Yayasan Ulating Blencong yang mendanai berdirinya Museum Ullen Sentalu.

Dididirkan di atas tanah milik keluarga, konon Keluarga Haryono ingin membawa ingatan mereka pada masa kecil yang indah di Kaliurang sebagai bagian dari pendirian museum. Hingga akhirnya Museum Ullen Sentalu dibuka pada 1 Maret 1997 dan diresmikan oleh Gubernur DIY yang saat itu dijabat oleh KGPAA Paku Alam VIII.

2. Bukan sekadar nama, Ullen Sentalu adalah akronim falsafah dalam Bahasa Jawa

Fakta Sejarah Ullen Sentalu, Museum Keluarga nan EstetikPotret Museum Ullen Sentalu Yogyakarta (instagram.com/ullensentalu)

Mendengar nama Museum Ullen Sentalu mungkin terdengar unik. Namun siapa sangka bahwa 'Ullen Sentalu' adalah akronim atau kependekan yang berupa gabungan huruf, kata, atau bagian lain yang bisa dilafalkan secara wajar. Akronim dari Ullen Sentalu sendiri diambil dari falsafah Jawa, lho.

Falsafah tersebut berbunyi “ulateng blencong sejatine tataraning lumaku”, yang menurut laman milik Museum Ullen Sentalu memiliki makna menerangi langkah manusia. Sebab, nama ini diambil dari sumber cahaya yang digunakan dalam pertunjukan wayang kulit atau yang disebut blencong.

Sedangkan konsep dari Museum Ullen Sentalu adalah perempuan sebagai jendela kehidupan. Mengutip laman Kundha Kabudayan, karya-karya di sana banyak diwakili para tokoh perempuan Jawa seperti permaisuri dan putri kerajaan Dinasti Mataram di mana pada zaman dulu, mereka menghabiskan sebagian waktunya di dalam ruang lingkup keraton saja.

Namun di balik itu, perempuan Jawa adalah seseorang yang kuat lagi cerdas. Mereka adalah sosok di balik layar atas penentu tatanan politik dan budaya hingga wanita menjadi jendela dalam perjalanan panjang sejarah, seni, dan budaya.

3. Dibangun tanpa menggunakan cetak biru

Fakta Sejarah Ullen Sentalu, Museum Keluarga nan Estetikpotret Museum Ullen Sentalu (IDN Times/Dyar Ayu)

Bukan hanya koleksi-koleksinya saja yang membuat Museum Ullen Sentalu menarik buat dikunjungi, tapi juga arsitektur bangunan yang estetik dan berkesan misterius. Dibangun di atas tanah seluas 1,2 hektare, kawasan ini disebut sebagai nDalem Kaswargen atau Rumah Surga yang didesain sangat unik juga lengkap karena di dalamnya terdapat taman, kolam, labirin, kelokan, dan telah dilengkapi dengan restoran juga art shop.

Penggagas arsitekturnya adalah KP. DR. Samuel Wedyadiningrat, DSB. KONK, di mana beliau tidak pernah menggunakan cetak biru. KP. DR. Samuel Wedyadiningrat menggunakan konsep 'In the Field Architecture Concept' atau setiap bangunan dirancang dan digarap langsung di lapangan karena setiap letak tanah dan alamnya memiliki ciri khas yang berbeda.

Pembangunannya pun tak meninggalkan harmonisasi alam di mana sebagian besar pembangunannya menggunakan material batu dari alam sekitar, tapi juga terasa akan sentuhan nuansa Jawa klasiknya. Hal ini bisa kamu lihat melalui bangunan Guwo Selo Giri yang merupakan lorong bawah tanah, Kampung Kambang atau kompleks ruang di atas kolam, dan Gapuro Naga Pertolo yang tak lain adalah undak-undakan panjang di bawah tanah yang menembus alam bebas.

 

Menarik bukan mengulik fakta sejarah tentang Museum Ullen Sentalu? Bukan sekadar museum berisi peninggalan masa lampau, tapi mulai dari pendirian, konsep, sampai namanya memiliki makna. Yuk, main ke museum!

Topik:

  • Paulus Risang
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya