Sepasang boneka Bekakak Ambarketawang yang dikirab menuju situs Gunung Gamping, Jumat (23/8/2024). (Idntimes.com/Arianto)
Hadirnya dua pasang boneka bekakak merupakan wujud doa untuk memohon keselamatan. Boneka bekakak terbuat dari beras ketan dan beras Jawa. Dua adonan utama ini digiling hingga menjadi tepung.
Tepung adonan ini dimasak untuk menjadi bahan baku pembentuk boneka. Untuk darah menggunakan cairan gula merah atau gula jawa. Cairan ini diletakan pada sisi leher, tepatnya kerangka badan boneka yang terbuat dari bambu.
“Tepung yang terbuat dari campuran beras ketan dan beras Jawa ini lalu diuleni dan dimasak. Setelah jadi lalu ditempelkan ke kerangka bambu dan jadilah bekakak sejumlah dua pasang. Bekakak ini perlambang Ki Wirosuto dan istrinya,” katanya.
Warga secara gotong royong membuat boneka Saparan Bekakak. Prosesi pembuatan boneka berlangsung di Dusun Gamping Kidul, Ambarketawang, sejak Kamis pagi (22/8/2024). Pada malam harinya berlangsung prosesi Midodareni yang mengantarkan boneka menuju Kantor Kalurahan Ambarketawang.
Bersamaan dengan Midodareni, juga berlangsung pengambilan air suci dari sumber mata air Tirta Donojati dan Tirta Mayangsari. Lokasinya berada di Pesanggrahan Karaton Ambarketawang. Setelahnya air suci dan boneka bekakak diinapkan di Kantor Kalurahan Ambarketawang hingga prosesi hari ini
“Setelah jadi, semalam langsung prosesi midodareni yang ditandai dengan mengarak bekakak dan sajen ke Kantor Kalurahan Ambarketawang. Selain itu juga bersamaan ada pengambilan air suci di Pesanggrahan Karaton Ambarketawang,” ujarnya.