TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pathok Negoro, Masjid Empat Penjuru Mata Angin Keraton yang Bersejarah

Keempat masjid tersebut masih berfungsi hingga kini

IDN Times/Nindias Khalika

Yogyakarta terkenal dengan keberadaan masjid besar yang bersejarah seperti Masjid Agung Kotagede dan Masjid Agung Kauman. Keduanya dibangun sebelum abad ke-19, tepatnya pada tahun 1500-an dan 1700-an.

Tapi, Yogyakarta juga memiliki masjid lain yang juga kaya dengan kisah sejarah. Tempat ibadah itu adalah Masjid Pathok Negoro yang dibangun setelah Masjid Agung Kauman berdiri, tepatnya sekitar tahun 1700-an dan 1800-an.

Keberadaan masjid ini tidak terlepas dari histori pecahan Kerajaan Mataram Islam, yakni Kasultanan Yogyakarta, yang berkuasa pada saat itu.

1. Pathok Negoro memiliki arti batas kerajaan

navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/

Masjid Pathok Negoro merupakan masjid yang didirikan sebagai pathok dari negoro yang memiliki makna kerajaan atau pemerintahan. Pathok dalam hal ini berarti penanda atau pembatas berupa kayu atau benda lain yang ditancapkan, aturan, atau dasar hukum. Dengan demikian, Masjid Pathok Negoro memiliki arti batas, aturan, atau dasar hukum negoro atau kerajaan.

Baca Juga: Sejarah Kampung Kauman, Tempat Lahirnya  Muhammadiyah

2. Ada empat Masjid Pathok Negoro yang masih digunakan

kratonjogja.id

Masjid ini didirikan berdasarkan konsep falsafah Jawa kiblat papat limo pancer. Endang Setyowati,dkk dalam Mengenal Lebih Jauh Masjid Islam Jawa dalam Arsitektur Masjid Pathok Negoro (2017) mengatakan Masjid Gedhe Kauman dalam hal ini berfungsi sebagai pusat, sedangkan empat Masjid Pathok Negoro berada di empat penjuru mata angin yang mengelilinginya.

Di Yogyakarta, terdapat empat masjid yang berfungsi sebagai pathok negoro. Keempat masjid tersebut meliputi Masjid Jami’ An-nur Mlangi di sebelah barat, Masjid Jami’ Sulthoni di Plosokuning yang terletak di bagian utara, Masjid Jami’ Ad-Darojat Babadan di sebelah timur, dan Masjid Nurul Huda Dongkelan yang ada di bagian selatan.

3. Menjadi pertahanan Kasultanan Yogyakarta

navigasi-budaya.jogjaprov.go.id

Fungsi Masjid Pathok Negoro saat itu tidaklah terbatas hanya pada masalah keagamaan. Sesuai dengan namanya, masjid ini juga menjadi batas wilayah Kasultanan Yogyakarta.

Keempat masjid ini berada di wilayah pinggiran Kuthanegara yang berbatasan dengan Negaragung. Kuthanegara merupakan istilah yang merujuk pada lokasi pusat pemerintahan sedangkan Negaragung adalah daerah inti kerajaan yang bertugas menyangga Kuthanegara. Pada zaman Belanda, Masjid Pathok Negoro berperan sebagai pertahanan Kasultanan Yogyakarta terhadap serangan musuh dari luar.    

4. Sebagai pusat pendidikan dan tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan

navigasi-budaya.jogjaprov.go.id

Di bidang keagamaan, Masjid Pathok Negoro menjadi tempat berlangsungnya pendidikan, kegiatan, dan upacara Islam. Selain itu, masjid ini juga menjadi bagian dari sistem peradilan Pengadilan Surambi yang biasa memutuskan perkara penikahan serta perceraian.

Semua fungsi ini dilekatkan pada Masjid Pathok Negoro sebab pengelola masjid yang merupakan abdi dalem sekaligus pendiri berupa kyai pengulu di keempat masjid tersebut memang bertugas menyebarkan agama Islam.

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Berita Terkini Lainnya