TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pesona Desa Wisata Widosari, Unggulan Kulon Progo

Suguhkan wisata edukatif sampai wisata budaya

puncak widosari kulon progo (instagram.com/dinparkulonprogo)

Bukan tanpa alasan Desa Widosari dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Desa yang berlokasi di Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo dan berada di ketinggian kurang lebih 900 Mdpl tersebut memenuhi standar yang di antaranya yaitu daya tarik, homestay, toilet umum, suvenir, kelembagaan desa, digital dan kreatif, serta memenuhi cleanliness, health, safety, dan environment sustainability (CHSE).

Bicara soal daya tarik, ada banyak hal yang bisa dirasakan dan dilakukan di sini, lho. Gak percaya? Yuk, langsung simak 6 hal menarik ala Desa Wisata Widosari di bawah ini. Mulai dari budaya sampai bentang alam, semua menawan!

1. Berfoto di Kebun Teh Kemadon

Desa Wisata Widosari (instagram.com/desawisatawidosari)

Buat warga Jogja, gak perlu jauh-jauh ke kawasan Jawa Barat kalau hendak menyaksikan lanskap berupa kebun teh yang indah. Pasalnya, di Desa Wisata Widosari juga terdapat Kebun Teh Kemadon yang tepatnya berlokasi di Dusun Tritis, Kalurahan Ngargosari, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo.

Penampakan kebun teh di sini bagai tangga atau bisa disebut dengan terasering, jadi saat berkunjung kamu perlu berhati-hati saat melewati jalan setapaknya agar tak merusak kebun tehnya. Serba hijau dan memanjakan mata, banyak wisatawan yang selalu menyempatkan buat berfoto di sini, lho.

2. Belajar beternak di Rajendra Farm

Pemilik Peternakan Rajendra Farm, Heri Kurniawan dalam acara di Ngopi TV Tani, Sabtu (26/3/2022). (Dok. Kementan)

Mengunjungi Desa Wisata Widosari, jangan lupa mampir ke Rajendra Farm, ya! Di sini kamu akan mendapatkan wisata edukasi yang menyenangkan soal beternak domba. Rajendra Farm sendiri sudah berdiri sejak tahun 2008 dan memiliki kapasitas 1.500 ekor kambing dengan jenis sapera dan saanen.

Selain belajar soal beternak, pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatan pupuk organik serta wisata kuliner. Ya, olahan daging domba di Rajendra Farm dibuat menjadi masakan seperti tongseng dan kambing guling. Apabila berminat buat berkunjung, siapkan uang senilai Rp35 ribu untuk tiket masuknya ya!

Baca Juga: 9 Desa Wisata di Yogyakarta yang Asyik untuk Liburan

3. Menyaksikan matahari terbit di Puncak Proman

Puncak Proman (dinpar.kulonprogokab.go.id)

Penikmat matahari terbenam, yuk, singgah ke Puncak Proman yang menjadi salah satu wisata alam unggulan di Desa Wisata Widosari! Puncak Proman berada di atas Bukit Proman yang bisa diakses baik mengendarai roda dua maupun roda empat.

Jika ingin mendapatkan pemandangan terbaik, jangan malas buat menaiki puluhan anak tangga biar sampai ke puncak. Meskipun cukup melelahkan, semua akan terbayar saat kamu ada di puncak, menyaksikan matahari terbit dengan gunung-gunung besar seperti Merapi, Sindoro, sampai Sumbing mengelilingi.

4. Suguhan pertunjukan Bangilun

Seni tari bangilun (dewi-widosari.com)

Bangilun adalah seni tradisional yang jarang disaksikan di daerah lain, tapi bisa dengan mudah kamu saksikan di Desa Wisata Widosari. Seni tari Bangilun diiringi musik tradisional gamelan dengan iring-iringan penari laki-laki yang kebanyakan paruh baya. Pria paruh baya ini mengenakan pakaian laiknya tentara Belanda, yaitu baju putih, celana hitam, dan kacamata hitam.

Sementara itu lirik lagunya mengisahkan soal perjalanan hidup manusia dari lahir hingga meninggal dunia. Kemudian akan ada dua penari lain yang bermain-main dengan obor yang disentuhkan pada tubuh masing-masing. Hebatnya, mereka sama sekali gak kesakitan, lho!

5. Menyaksikan kirab merti desa

Merti dusun Tritis (pesona.kulonprogokab.go.id)

Kalau kamu senang dengan budaya Jawa, coba kunjungi Desa Wisata Widosari setiap tanggal 15 Ruwah atau bulan Sya'ban. Setiap tanggal tersebut, masyarakat akan mengadakan merti desa dan nyadran. Ini adalah upacara adat Jawa yang diselenggarakan setiap setahun sekali sebelum ibadah puasa Ramadan.

Masyarakat akan membuat gunungan yang berupa hasil bumi kemudian dibuat kirab yang diikuti oleh bregodo berpakaian Jawa lengkap. Rute kirab biasanya mengelilingi kampung dan berakhir di rumah kepala desa yang kemudian gunungannya akan diperebutkan oleh masyarakat.

Baca Juga: Puncak Widosari, Kulon Progo: Lokasi, Harga Tiket dan Tips Berkunjung

Berita Terkini Lainnya