TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Misteri Bungker 'Menangis' Kaliadem di Gunung Merapi

Ada tragedi di Bunker Kaliadem yang jadi daya tarik wisata

Bunker Kaliadem, wisata di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)

Jogja, selain dikenal sebagai kota wisata juga tak bisa dipisahkan dari kesukaan masyarakatnya menyoal klenik dan mistis. Beberapa tempat dipercayai memiliki cerita seram yang kemudian berkembang menjadi urban legend di Jogja. Bungker Kaliadem salah satunya.

Di balik kecantikan pemandangan dari sini, dari Bungker Kaliadem disebut-sebut sering terdengar suara orang menangis dan hingga selalu mengirimkan suasana yang suram bagi pengunjung yang datang. Penasaran ‘kan apa sebenarnya bungker tersebut dan bagaimana awal mula terbentuk cerita horor tersebut? Simak cerita lengkapnya di bawah ini, yuk!

1. Sudah ada sejak zaman Belanda, Bungker Kaliadem dibangun sebagai tujuan perlindungan

Kios di Bunker Kaliadem, wisata di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)

Secara administratif, letak Bungker Kaliadem terletak di Kinarejo, Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya cukup dekat dengan Gunung Merapi sehingga cukup jelas pemandangannya dari sini.

Sebenarnya bangunan Bungker Kaliadem sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan memiliki fungsi sebagai tempat perlindungan bagi masyarakat apabila sewaktu-waktu Gunung Merapi yang terkenal sebagai gunung berapi paling aktif di dunia ini meletus. Bungker tersebut pun telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet, pintu berbahan baja setebal 15 cm, dan dinding beton dengan ketebalan 25 cm.

Baca Juga: Syahdunya Bunker Kaliadem, Wisata di Kaki Gunung Merapi 

2. Kisah dua orang relawan yang meninggal di dalam Bungker Kaliadem

Bunker Kaliadem, wisata di Kaki Gunung Merapi, Sleman. (IDN Times/Febriana Sinta)

Di tahun 2006, Gunung Merapi mengalami letusan yang hebat. Tercatat setidaknya ada 151 orang korban meninggal dunia akibat bencana alam tersebut dan dua di antaranya ditemukan tewas di dalam Bungker Kaliadem.

Seorang yang tewas adalah sukarelawan Artha Graha Peduli dan yang satu lagi adalah warga Dusun Kopeng, Cangkringan. Sang relawan disebutkan terperangkap saat sedang piket di bungker sementara warga yang diketahui bernama Sarjono niatnya membantu warga untuk melakukan evakuasi.

Sayang, kedua orang tersebut mengira bahwa bungker akan aman justru menjadi lokasi keduanya meregang nyawa. Ketebalan beton dan baja nyatanya tidak bisa menjadi penghalau panas dari wedhus gembel dan lahar dari Gunung Merapi. Bahkan, dikabarkan suhu di dalam bungker mencapai 200 derajat Celcius.

3. Sempat tertimbun material letusan Gunung Merapi

Letusan Gunung Merapi terlihat dari bungker Kaliadem, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (17/11/2019). (ANTARA FOTO/Rudi)

Setelah timbulnya korban jiwa tersebut, Bungker Kaliadem tidak lagi disarankan menjadi tempat perlindungan saat Gunung Merapi mengalami erupsi. Bahkan di tahun 2010 di mana Gunung Merapi kembali meletus dengan kekuatan yang lebih hebat, bungker ini sempat dikabarkan menghilang karena tertimbun material dari letusan Gunung Merapi.

Tak main-main, timbunan ini mencapai ketebalan empat meter dan baru digali kembali setelah empat tahun kemudian. Bukan tanpa alasan, tanda-tanda keberadaan bungker tak lagi dikenali akibat diterjang awan panas pada saat itu. Pintu baja yang semula tampak kokoh kemudian berkarat, di dalamnya pun ada aneka material yang cukup tebal sehingga membutuhkan waktu lama dan alat berat untuk mengembalikan seperti sedia kala.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Dekat Plunyon Kalikuning Sleman yang Lagi Viral

Berita Terkini Lainnya