4 Macam Labuhan Keraton Jogja, Digelar di Pantai sampai Gunung
Diharapkan bisa menghanyutkan sifat buruk dan membawa berkat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai daerah yang masih menjunjung budaya dan kebiasaan yang ditinggalkan leluhur, Keraton Jogja hingga kini masih menggelar berbagai upacara adat. Bukan hanya sekadar menurunkan tradisi, tapi upacara-upacara ini memiliki makna dan harapan baik bagi masyarakat Jogja juga Indonesia. Salah satunya adalah upacara labuhan.
Dilansir laman Keraton Jogja, labuhan berasal dari kata 'labuh' yang artinya membuang, meletakkan, atau menghanyutkan benda-benda tertentu sebagai simbol membuang sifat buruk. Labuhan tak diadakan keraton, melainkan di tempat istimewa atau yang disebut petilasan, mulai dari di gunung sampai pantai. Nah, ini dia beberapa upacara labuhan yang digelar oleh Keraton Yogyakarta.
1. Labuhan Parangkusumo
Selama ini Pantai Parangkusumo terkenal dengan keindahan laut dan gumuk pasirnya. Namun di pantai ini juga rutin dilakukan labuhan bahkan dulunya menjadi lokasi Panembahan Senopati untuk bertapa. Konon tujuan Panembahan Senopati dalam bertapa bukan hanya untuk merenungkan diri dan mohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dapat menjadi pemimpin yang baik, tapi juga meminta dukungan dari Kanjeng Ratu Kidul.
Menurut laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Panembahan Senopati memiliki perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul agar bersedia membantu dirinya membangun sebuah kerajaan dengan imbalan akan memberi persembahan yang diwujudkan dalam bentuk upacara labuhan. Dan meski Panembahan Senopati telah wafat dan digantikan dengan penerus-penerusnya, tradisi Labuhan Parangkusumo tersebut tetap dilaksanakan.
Dipercaya jika upacara ini ditiadakan, Kanjeng Ratu Kidul akan marah dan menyebabkan malapetaka besar. Sedangkan jika labuhan tersebut tetap dilanjutkan, apa pun permintaan raja Mataram akan dikabulkan. Karenanya labuhan tersebut tetap dilaksanakan sampai detik ini meski kerajaan Mataram telah terbagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.