TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kolaborasi Burhan Nudin dan Fikri HBD Tampilkan Pameran Tema Tamasya

Pameran ini diadakan di ARTOTEL Yogyakarta selama 2 bulan 

Kolaborasi Burhan Nudin-Fikri HBD dalam Pameran "Tamasya" di ARTOTEL Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Yogyakarta, IDN Times - Tamasya selama ini identik dengan berjalan-jalan, piknik, dan healing di berbagai tempat indah menyegarkan mata. Di mata seniman Burhan Nudin dan Fikri HBD, tamasya memiliki arti berbeda.

1. Tamsya jadi momen mencari kesenangan yang nyaman tapi sederhana

Kolaborasi Burhan Nudin-Fikri HBD dalam Pameran "Tamasya" di ARTOTEL Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Setiap seniman memiliki cara bekerja yang berbeda, begitu juga dengan Burhan Nudin dan Fikri HBD yang menuangkan perasaan pada karyanya, seolah-olah setiap lukisan bercerita tentang bagaimana dinamika emosi yang dirasakan.

"Aku ingin menjelaskan kepada orang kalau tamasya bisa disinkronkan dengan seni rupa. Ternyata tamasya tidak melulu soal pergi ke mana atau makan atau apa, tapi di sisi lain ada seorang seniman yang melakukan tamasya dengan melukis." ucap Burhan Nudin saat acara peresmian pameran 'Tamasya' pada Kamis (16/03/2023) di ARTOTEL Yogyakarta. 

Selaras dengan sang rekan, Fikri HBD mengungkapkan tamasya berbeda dengan masyarakat umumnya. "Kami ingin memberitahu khalayak umum bahwa tamasya itu pada umumnya mencari kesenangan meskipun dengan jalan yang berbeda."

Baca Juga: Momen Istimewa Ramadan, ARTOTEL Jogja Tawarkan Menu Nusantara 

2. Berkolaborasi, Burhan Nudin dan Fikri HBD memiliki genre melukis yang berbeda

Kolaborasi Burhan Nudin-Fikri HBD dalam Pameran "Tamasya" di ARTOTEL Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Burhan Nudin mengaku tidak berpatokan pada satu genre melukis. Meski begitu, secara garis merah setiap lukisannya memiliki tema impresionisme. Burhan Nudin mengaku banyak terinspirasi dari pelukis dunia, Van Gogh. "Namun aku pasrahkan pada penonton mereka menilai lukisanku (genre) apa."

Sementara Fikri HBD awalnya senang melukis dengan genre realisme, seiring berjalannya waktu, ia mengalami kejenuhan dan menemukan genre yang lebih sesuai dengan dirinya yang impresive.

Baca Juga: Siap-Siap, Danais Bakal Dikucurkan untuk Pendanaan Film Pendek

Berita Terkini Lainnya