Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Masjid Siti Djirzanah di Malioboro (instagram.com/masjidsitidjirzanah)

Kawasan Malioboro menjadi magnet kuat bagi wisatawan yang datang ke Jogja. Lokasi wisata ini mempunyai beragam daya tarik, mulai belanja hingga pengetahuan sejarah. Jika kamu perhatikan dari deretan pertokoan di Malioboro, terdapat sebuah masjid dengan warna yang cukup mencolok, yaitu Masjid Siti Djirzanah. Yuk, cari tahu tentang masjid bergaya Tionghoa di Malioboro ini. 

1. Lokasi Masjid Siti Djirzanah

ilustrasi salat (pexels.com/id-id/@rodnae-prod)

Lokasi Masjid Siti Djirzanah tepat di seberang pintu masuk utama Pasar Beringharjo. Berada di deretan pertokoan Malioboro, yang letaknya berdekatan dengan Teras Malioboro 1. 

Alamat lengkap: Jalan Margo Mulyo Nomor 25, Ngupasan, Kapanewon Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

Jam operasional: Buka setiap hari pukul 03.00-20.30 WIB

2. Sejarah berdirinya Masjid Siti Djirzanah

Sejarah pendirian Masjid Siti Djirzanah (instagram.com/masjidsitidjirzanah)

Masjid ini resmi digunakan sejak 10 Agustus 2018. Mempunyai nuansa biru, gak heran kalau Masjid Siti Djirzanah disebut oase di jantung kota. 

Dilansir laman Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta, mulanya gedung masjid ini digunakan sebagai toko batik, tanahnya diwakafkan oleh keluarga mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto untuk dijadikan sebuah masjid. Nama Siti Djirzanah diambil dari nama sang ibunda, Siti Djirzanah, sebagai bentuk bakti dan kasih anak-anak. 

3. Budaya Tionghoa dalam Masjid Siti Djirzanah

Masjid Siti Djirzanah di Malioboro (instagram.com/masjidsitidjirzanah)

Ada yang unik dari masjid ini, yakni adanya tulisan Mandarin ‘Qingzhensi’ yang berarti masjid. Lalu di bagian bawahnya, terdapat sebuah jam raksasa berbentul bulat yang bisa kamu jadikan patokan saat ingin berkunjung. Pada sisi dinding, terdapat tulisan Arab yang menggunakan kaligrafi dengan garis tegak lurus, tetapi dibuat berlubang.

Sejarah pendirian bangunan masjid memadukan budaya Tionghoa, dimulai seorang takmir masjid bernama Abang Dalil. Awalnya Masjid Siti Djirzanah dibuat dengan sentuhan Timur Tengah, namun menyadari Malioboro adalah kawasan Pecinan dan masih di daerah Ketandan. 

Dapat kamu lihat, atap masjid didesain menyerupai kelenteng hingga tidak memiliki kubah seperti masjid lain sebagai bukti adanya asimilasi budaya. 

4. Fasilitas dan kegiatan Masjid Siti Djirzanah

Fasilitas dan kegiatan Masjid Siti Djirzanah (instagram.com/masjidsitidjirzanah)

Masjid yang mempunyai luas 147 meter persegi itu, mempunyai fasilitas yang tak kaleng-kaleng. Bangunan terdiri dua lantai, yakni bagian atas untuk jemaah laki-laki dan imam, sedangkan lantai bawah diperuntukkan bagi jemaah perempuan. Juga tersedia loker untuk menyimpan sandal atau sepatu, serta disediakan mukena dan sarung. Masjid Siti Djirzanah mampu menampung sekitar 200 orang.

Berbagai kegiatan dilakukan mulai Salat Fardhu Lima Waktu, Salat Jumat, Salat Dhuha, Salat Tahajud dan Tilawatil Qur’an. Jangan lewatkan kajian rutin diselenggarakan dengan mengundang ustad dan ustadzah yang mengangkat berbagai tema menarik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team