Bulan Februari 2023 menjadi bulan yang istimewa untuk Keraton Yogyakarta. Pasalnya, akan diperingati Tingalan Jumenengan Dalem ke-34 atau 34 tahun kenaikan takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X berdasarkan hitungan Tahun Jawa.
Walau tak semuanya terbuka untuk umum, yuk kita cari tahu apa saja agenda Keraton Yogyakarta di bulan ini.
Pada 17 Februari mendatang atau 26 Rejeb, Jemuwah Wage, akan diadakan Yasa Peksi Burak. Ini adalah ritual turun temurun di keluarga Keraton Yogyakarta untuk merayakan Isra Mikraj.
Yasa Peksi Burak adalah agenda membuat peksi yang artinya burung dan burak diambil dari kata buraq yang adalah makhluk yang dinaiki Nabi Muhammad SAW ketika perjalanan Isra Mikraj.
Sayangnya sgenda Yasa Peksi Burak tidak bisa disaksikan secara umum. Rencananya acara dilaksanakan pukul 09.00-16.00 WIB di Keputren dan Masjid Agung.
Pada 18 Februari atau 27 Rejeb, Setu Kliwon, diadakan prosesi Ngebluk. Mengutip laman Keraton Yogyakarta, ngebluk adalah kegiatan membuat adonan apem yang dilakukan selama dua hari menjelang upacara Hajad Dalem Labuhan.
Prosesi ngebluk tersebut diadakan di Bangsal Sekar Kedhaton yang masih berada di lingkup Kaputren. Ngebluk akan berlangsung pukul 09.00-13.00 WIB, acara ini juga tertutup untuk umum.
Di tanggal 19 Februari atau 28 Rejeb, Ahad Legi, melanjutkan tradisi dari Ngebluk, yakni Ngapem. Acara membuat apem ini merupakan prosesi yang dilakukan oleh Permasuri Raja yakni GKR Hemas, putri-putri, keluarga dan abdi dalem.
Salah satu prosesi menjelang Tingalan Jumenengan Dalem ini biasanya dilaksanakan di Kaputren pada pukul 09.00-16.00 WIB.
Pada 20 Februari, tepatnya 29 Rejeb, Senen Pahing merupakan puncak dari beberapa prosesi sebelumnya, yakni Sugengan Tingalan Dalem Jumenengan Hamengku Buwana X. Ulang tahun penobatan Sri Sultan ini tidak terbuka untuk umum.
Prosesi ini merupakan peringatan dari penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta. Peringatan tersebut dihitung berdasarkan perhitungan Jawa dan akan dilaksanakan di Tratag Bangsal Kencana.
Salah satu agenda Keraton Yogyakarta yang terbuka untuk umum adalah Hajad Dalem Labuhan. Diadakan pada 21 Februari atau 30 Rejeb, Selasa Pon. Masyarakat bisa langsung datang ke Pantai Parangkusuma, Bantul, pada pukul 07.00-12.00 WIB.
Mengutip dari laman Kraton Yogyakarta, terdapat perbedaan pemaknaan, pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Hajad Dalem Labuhan tidak diselenggarakan untuk memperingati hari penobatan (Jumenengan Dalem) melainkan untuk peringatan hari ulang tahun Sultan (Wiyosan Dalem) berdasarkan kalender Jawa.
Satu lagi, Hajad Dalem Labuhan yang bisa diikuti oleh masyarakat umum, yaitu labuhan di Gunung Merapi dan Lawu yang dilaksanakan pada 22 Februari atau 01 Ruwah , Rebo Wage.
Kedua gunung ini merupakan bagian penting Keraton Yogyakarta. Merapi dianggap berperan dalam sejarah berdirinya kerajaan Mataram, sementara pengasingan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit.
Masih di tanggal yang sama, yakni 22 Februari, diadakan Khoul Hamengkubuwana I yang akan dilaksanakan di Masjid Panepen pada pukul 15.00-18.00 WIB. Agenda ini tidak terbuka untuk umum.
Khoul atau haul adalah tradisi peringatan kematian seseorang yang diadakan setahun sekal dengan membaca Al-Quran dan berdoa agar amal dan ibadahnya di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa serta diampuni segala dosa-dosanya.