Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kelenteng Poncowinatan atau Kelenteng Kwan Tee Kiong adalah kelenteng tertua di Jogja yang dibangun oleh warga Tionghoa pada tahun 1881 Masehi.(IDNTimes/Febriana Sinta)

Kelenteng di Jogja mulai dibersihkan untuk menyambut perayaan Imlek. Di saat pencabutan PPKM, ibadah Imlek di kelenteng tahun ini akan kembali normal. 

Di Jogja, setidaknya terdapat tiga kelenteng yang sarat dengan sejarah, yaitu Kelenteng Poncowinatan, Fuk Ling Miau, dan Vihara Karangdjati. Berikut sejarah singkat tiga kelenteng di Jogja yang wajib kamu ketahui.

1. Kelenteng Gondomanan

kelenteng gondomanan (instagram.com/dwioblo)

Kelenteng Gondomanan pasti pernah kamu jumpai, berlokasi tak jauh dari Malioboro dan Taman Pintar. Tepatnya di perempatan Gondomanan. Sejatinya nama kelenteng ini adalah Kelenteng Fuk Ling Miau, tapi masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Kelenteng Gondomanan, sesuai dengan lokasinya.

Mengutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, makna Miau adalah kelenteng, Fuk berarti berkah, dan Ling artinya tak terhingga. Bisa disimpulkan kalau tempat beribadah ini menjadi tempat yang penuh berkah tak terhingga.

Dilihat dari arsitekturnya, Kelenteng Gondomanan mengusung konsep perpaduan Jawa-China. Hal ini bisa dilihat dari patung dewa yang digambarkan di dinding yang khas akan budaya China sementara bagian atapnya berukir sepasang naga langit dengan warna hijau dan kuning yang merupakan ciri arsitektur Jawa.

Siapa sangka, usia kelenteng sudah lebih dari 200 tahun dan merupakan Kelenteng Gondomanan yang termasuk sebagai Warisan Budaya Yogyakarta. Kelenteng ini juga merupakan hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono II untuk seorang wanita yang merupakan permaisuri dari negara China.

2. Vihara Karangdjati

Editorial Team