Football Institute Ajukan Banding Sanksi Pengaturan Skor PSS Sleman

Hukuman dinilai sangat ringan untuk kejahatan serius

Intinya Sih...

  • Football Institute ajukan banding atas sanksi yang diterima PSS Sleman
  • PSS Sleman terbukti pengaturan skor di tahun 2018, hukuman dianggap ringan
  • Komdis PSSI dianggap mengesampingkan fakta dan putusan hukum PN Sleman

Sleman, IDN Times - Football Institute, lembaga independen yang fokus terhadap pengembangan dan edukasi sepak bola Indonesia, mengajukan banding kepada Komite Disiplin (Komdis) PSSI menyangkut sanksi pengaturan skor PSS Sleman.

"Hukuman bagi PSS Sleman ini sangatlah ringan," tulis Football Institute dalam keterangan tertulis pada Senin (19/8/2024).

 

 

 

1. Kejahatan serius dalam sepakbola, sanksi terlalu ringan

Football Institute Ajukan Banding Sanksi Pengaturan Skor PSS SlemanPSS Sleman (dok. PSSleman.id)

Football Institute menilai tindakan pengaturan skor atau match fixing yang terbukti dilakukan oleh PSS saat melawan Madura United kala Liga 2 2018, adalah suatu kejahatan serius dalam dunia sepakbola.

Mereka menganggap sanksi berupa pengurangan tiga poin serta denda Rp150 juta tak sepadan dengan yang dilakukan PSS. "Hukuman ini juga bertentangan dengan kode disiplin PSSI," tulis Football Institute.

2. Ajukan banding atas sanksi PSS

Football Institute Ajukan Banding Sanksi Pengaturan Skor PSS SlemanIlustrasi pengadilan. (IDN Times/Sukma Shakti)

Football Institute menilai Komdis PSSI mengesampingkan fakta dan putusan hukum Pengadilan Negeri (PN) Sleman yang menyatakan secara sah bahwa PSS terbukti melakukan pengaturan skor. Ini dibuktikan adanya hukuman yang diterima oleh pengurus PSS, perangkat wasit, serta beberapa pihak luar yang bertugas kala itu.

Oleh karenanya, Football Institute mengajukan permohonan banding kepada Komdis PSSI dengan tembusan Ketua Umum PSSI atas putusan Komisi Disiplin PSSI No. 001/SK/KD-PSSI/VIII/2024 terkait suap PSS Sleman tanggal 6 Agustus 2024.

"Secara resmi surat sudah diemail ke PSSI. Tidak hanya itu, surat permohonan banding ini juga ditembuskan kepada Exco PSSI Arya Sinulingga dan Wakil Ketua Komisi Banding, Umar Husin," tulis Football Institute.

Permohonan banding ini diajukan Football Institute dengan dasar Pasal 122 Kode Disiplin PSSI 2023. Isinya mengenai ketidaksesuaian fakta dalam amar putusan Komdis PSSI dan adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan dan penerapan peraturan.

"Kami pun memahami bahwa bukanlah pihak yang berperkara dalam masalah ini dan juga bukan pihak yang dapat mengajukan banding. Namun kami juga tidak dapat diam saja melihat hukum sepakbola dipermainkan, apalagi dalam kasus kejahatan sepakbola serius yang menyita perhatian publik sekian lama (hampir 11 bulan)," tulis Football Institute.

Baca Juga: Kompetisi Liga 1 Baru Dimulai PSS Sleman Kehilangan 3 Poin, Mengapa?

Baca Juga: PSS Sleman Lawan Persik Kediri, Ini Rekam Jejak Pertemuan Kedua Klub

3. Sanksi Komdis PSSI untuk PSS

Football Institute Ajukan Banding Sanksi Pengaturan Skor PSS SlemanKomite Disiplin (Komdis) PSSI (pssi.org)

Sebelumnya, hasil sidang Komdis PSSI memutuskan sanksi berupa pengurangan tiga poin bagi PSS Sleman pada kompetisi Liga 1 2024/2025, setelah terbuktinya melakukan match fixing atau pengaturan skor pada Liga 2 2018 yang melibatkan klub tersebut ketika melawan Madura FC.

Sejumlah pihak terkait PSS sudah dinyatakan bersalah dengan kasus pengaturan skor ini. Putusan tersebut ditetapkan oleh PN Sleman 25 April 2024, sementara Komdis PSSI telah menggelar sidang pelanggaran kasus dan merilis surat keputusan dengan nomor 001/SK/KD-PSSI/VII/2024.

Atas pelanggaran tersebut, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi kepada PSS Sleman berupa tiga poin pada penampilan PSS Sleman di BRI Liga 1 2024/2025 dan hukuman denda sebesar Rp150 juta. Sanksi ini merujuk pada Pasal 64 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan Pasal 141 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023.

Baca Juga: Sanksi Ringan untuk PSS, Kematian Hukum Sepak Bola

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya