SSB Baturetno Bantul (facebook.com/Elang Biru)
Jaka menjelaskan, latihan sepak bola digolongkan berdasarkan kelompok umur, mulai dari 10 tahun hingga 17 tahun. Setiap minggu, siswa berlatih sebanyak dua hingga tiga kali dengan didampingi dua pelatih untuk setiap kali latihan.
"Kita saat ini memiliki sekitar 15-16 pelatih yang setiap bulannya kita beri gaji. Total untuk operasional dalam satu bulan menghabiskan anggaran sekitar Rp 25-30 juta," ucapnya.
Menurut Jaka, saat ini manajemen SSB Baturetno sudah dipegang oleh profesional, bukan lagi dari anggota keluarga pendiri SSB seperti pada awal SSB berdiri. Oleh karenanya, manajemen keuangan benar-benar transparan dan profesional.
"Jadi untuk siswa yang akan mendaftar ke SSB Baturetno dikenakan biaya pendaftaran Rp500 ribu dan memperoleh kaos dan celana seragam serta kaos kaki. Kemudian, setiap mau latihan harus membeli tiket Rp13 ribu untuk sekali latihan. Dari uang itu kita gunakan untuk operasional," ucapnya.
Selain itu, ketika SSB Baturetno memenangkan kejuaraan, 10 persen hadiahnya masuk ke kas SSB Baturetno. "Tapi ada juga penggemar sepak bola yang membantu sarana dan prasarana seperti bola atau peralatan lainnya untuk menunjang latihan sepak bola," ucapnya.
Pada usia 19 tahun, keberadaan SSB Baturetno telah melahirkan pemain-pemain sepak bola yang kini bermain di klub-klub sepak bola profesional, seperti Mitra Kukar hingga RANS United. Sejumlah pemain SSB yang kelihatan sangat menonjol juga menjadi lirikan bagi klub profesional untuk diajak bergabung meski hanya berlatih untuk tim juniornya.
"Banyak pemain SSB Baturetno yang menonjol dibajak klub sepak bola profesional dan tak lagi nampak latihan. Eh, ternyata sudah bergabung dengan tim junior dari klub sepak bola profesional. Sebenarnya kita bangga, namun juga kesal karena SSB Baturetno sendiri punya tim sepak bola juga ikut berlaga dalam kejuaraan tertentu, akhirnya kehilangan pemain," tandasnya.