Sleman, IDN Times - PSS Sleman harus merasakan empat kali kekalahan beruntun dalam Liga 1 2024/2025, usai takluk 6-2 dari Arema FC di Stadion Soepriadi, Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (17/2/2025) sore. Hasil ini membuat Laskar Sembada tertahan di peringkat 17 klasemen sementara.
PSS Sleman Kalah 4 Kali Beruntun, Terperosok di Zona Degradasi

Intinya sih...
- PSS Sleman hanya mampu kumpulkan 1 poin dalam 5 laga terakhir di Liga 1 2024/2025.
- Tim tersebut tertahan di peringkat 17 klasemen sementara dengan total 19 poin dari enam kali menang, empat kali imbang, dan 13 kali kalah.
- Kekalahan telak 6-2 dari Arema FC membuat pelatih Mazola Junior dan pemain Vico Duarte merasa malu serta berkomitmen memperbaiki performa tim.
1. Terperosok dan tertahan di zona degradasi
PSS Sleman saat ini tertahan di posisi 17 dengan meraih 19 poin hasil dari enam kali menang, empat kali imbang dan 13 kali kalah.
Skuat besutan Mazola Junior kini berada di zona degradasi bersama Madura United FC di posisi 16 dan Persis sebagai juru kunci. Tiga klub terbawah masing-masing selisih satu poin dengan PSS.
Pada pekan terakhir Liga 1, PSS yang berada di peringkat 14 terperosok ke zona merah seiring kemenangan yang diraih Semen Padang FC atas Persita Tangerang dan Madura United yang menumbangkan Dewa United akhir pekan kemarin.
Sejatinya PSS bisa berada di peringkat 13 klasemen sementara jika mampu memenangkan pertandingan atas Arema FC. Hal ini disebabkan PSIS Semarang yang hanya meraih hasil imbang melawan PSM Makassar, sedangkan Barito Putera takluk dari Borneo FC.
2. Hanya meraih satu poin dalam lima laga terakhir
Kekalahan atas Arema FC, membuat PSS memperpanjang catatan minornya setelah pada tiga laga sebelumnya juga menuai hasil serupa. Rentetan kekalahan dimulai dari laga kontra Semen Padang FC, Borneo FC, Bali United dan terakhir Arema FC. Fachruddin dan kawan-kawan hanya mengantongi satu poin melalui hasil imbang melawan Persik Kediri.
Padahal, PSS membuka putaran kedua Liga 1 ini dengan hasil impresif mengalahkan Persebaya Surabaya 3-1. Namun hanya itu saja kemenangan yang diraih Super Elang Jawa, yaitu julukan bagi PSS Sleman.
3. Pelatih dan pemain mengaku merasa malu
Pelatih PSS, Mazola Junior belakangan menyebut permainan anak asuhnya berkembang, meski terus menuai kekalahan. Namun kekalahan telak 6-2 dari Arema FC membuat Mazola merasa malu sebagai pelatih profesional yang menukangi tim peserta kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia.
"Jadi kita kebobolan hari ini kita sangat-sangat malu dengan bagaimana kita kebobolan. Tim profesional di Liga 1 tidak boleh kebobolan seperti kita kebobolan. Tidak bolah miss cetak gol seperti yang terjadi di kita," kata Mazola usai laga Arema FC vs PSS, Senin (17/2/2025) malam.
"Saya sungguh sangat malu dan saya sangat profesional, profesional itu serius. Namun hari ini ada rasa malu dari dalam diri saya. Karena saya laki-laki, tanggung jawab ada di kita," sambungnya.
Senada, gelandang PSS Sleman, Vico Duarte juga merasa malu dengan hasil laga kontra Arema FC. Sulit baginya untuk berbicara tentang situasi klub saat ini.
"Saya sebagai pemain juga malu, saya sebagai pemain profesional tidak pernah dikalahkan dengan skor seperti itu," ungkapnya.
Vico mengakui kekalahan ini adalah kesalahan tim. Dirinya meminta maaf kepada suporter dengan hasil buruk ini, sekaligus berkomitmen memperbaiki performa di sisa kompetisi musim ini.
"Kita akui itu kesalahan kita dan kita minta maaf sama suporter kita. Jadi, masih panjang itu kompetisi, kalau kita fokus ke depan kita bisa perbaiki dan kita bisa dapat kemenangan ke depan," pungkasnya.