Ilustrasi VAR. (IDN Times/Aditya Pratama).
Huistra juga melihat ada yang salah dengan pemakaian VAR di Liga 1 ini, karena penempatan kamera hanya di satu titik saja. Sementara, menurutnya dibutuhkan minimal kamera di tiga titik agar pengambilan keputusan oleh wasit menjadi lebih adil.
"Bagaimana bisa ngecek dengan VAR itu penalti atau nggak, minimal butuh 2-3 kamera buat ngeceknya. Waktu kita lawan (Persis) Solo, dua gol. Kita dirugikan. Hari ini lagi kita dirugikan, saya sudah muak, dan sudah waktunya komite wasit melakukan sesuatu untuk itu karena ini menggelikan dan kita harus buka-bukaan soal ini. Sleman selalu kena imbasnya," imbuh Huistra.
Menurut pelatih asal Belanda ini, dalam tiga laga terakhir PSS selalu dirugikan dengan ketidakoptimalan kinerja VAR. Untuk itu ia meminta komite wasit agar mendengar protesnya ini.
"Lawan Barito, kita kalah karena keputusan VAR, karena VAR menunjukkan penayangan yang benar-benar berbeda dari persoalan sebenarnya. Lawan Solo juga sama. VAR juga memberikan gambaran yang salah, VAR telah memanipulasi apa yang dilihat wasit, dan itu selalu cuma satu sudut kamera," ucap Huistra.