Profil Pieter Huistra Pelatih Harapan PSS Keluar Zona Degradasi

- PSS Sleman resmi mengakhiri kontrak pelatih Mazola Junior dan mendatangkan Pieter Huistra sebagai penggantinya.
- Huistra adalah mantan pesepak bola profesional dari Belanda yang memiliki rekam jejak kepelatihan di berbagai klub Eropa dan Asia.
- Huistra kembali ke Indonesia setelah sukses di Uzbekistan, namun debutnya bersama PSS Sleman di Liga 1 Indonesia 2024/2025 tidak berjalan mulus.
PSS Sleman membuat keputusan besar pada paruh musim Liga 1 Indonesia 2024/2025. Tim berjuluk Laskar Sembada ini resmi mengakhiri kontrak pelatih asal Brasil, Mazola Junior, dengan mendatangkan pelatih baru, yaitu Pieter Huistra.
Juru taktik dengan nama lengkap Pieter Egge Huistra tersebut bukanlah sosok asing di Indonesia. Pria berpaspor Belanda ini sebelumnya pernah menukangi tim asal Kalimantan, Borneo FC Samarinda. Menariknya, Pieter Huistra sempat menjadi pelatih interim di Timnas Indonesia.
1. Mantan pesepak bola top di Belanda
Pieter Huistra merupakan pelatih yang sebelumnya berkiprah sebagai pesepak bola profesional. Kiprah pertama pria kelahiran 18 Januari 1967 itu dimulai di tim akademi Drachtster Boys. Kemudian, Huistra mengawali kiprah profesional bersama FC Groningen pada 1984.
Akhirnya Pieter Huistra melanglang buana ke banyak klub laiknya Twente Enschede FC hingga RBC Roosendaal. Ia juga pernah memperkuat klub di luar Belanda, seperti Rangers FC (Skotlandia), Sanfrecce Hiroshima (Jepang), dan Lierse SK (Belgia). Huistra akhirnya memutuskan pensiun di tahun 2001.
Pieter Huistra adalah eks penggawa Timnas Belanda pada medio 1988—2001. Dirinya sudah membukukan rekor delapan caps dengan catatan 537 menit bermain di seluruh ajang internasional. Ini adalah bukti Huistra menjadi salah satu pesepak bola yang terpandang di Belanda.
2. Mengawali kiprah kepelatihan di Belanda U-17

Pieter Huistra memulai kiprah kepelatihan menjelang masa pensiun. Ia sempat didapuk sebagai asisten pelatih Timnas Belanda U-17 pada Juli 2000, atau berbarengan dengan keputusan gabtung sepatu pada 2001.
Pelatih berusia 58 tahun ini juga menjabat sebagai kepala pelatih FC Groningen U-19 pada 2001—2005. Dilanjutkan menjadi asisten pelatih di Vitesse Arnhem hingga 2008. Huistra juga diberi kepercayaan untuk menukangi Ajax Amsterdam U-21, FC Groningen, dan De Graafschap selama periode 2009—2013.
3. Menjadi pelatih interim Timnas Indonesia pada 2015

Akhirnya rekam jejak kepelatihan Pieter Huistra sampai ke Indonesia. Pada 2014, dipercaya menjadi Direktur Teknik Timnas Indonesia, bahkan merangkap jabatan sebagai pelatih interim Tim Garuda pada Mei 2015. Hanya saja, kiprahnya hanya berlangsung hingga Desember 2015.
Pieter Huistra pun melanjutkan pekerjaannya di Iwaki FC (Jepang), AS Trencin (Slovakia), dan Pakhtakor Tashkent (Uzbekistan). Menariknya, ia berhasil merengkuh kesuksesan bersama Pakhtakor usai menjuarai Liga Uzbekistan dan Piala Super Uzbekistan pada 2020/2021. Itu sekaligus menjadi pencapaian terbaik sepanjang karier kepelatihan Huistra.
4. Jadi pelatih tim liga 1 Borneo FC

Setelah berkarier di Uzbekistan, Pieter Huistra kembali ke Indonesia. Ia datang setelah digaet Borneo FC Samarinda pada Februari 2023. Huistra didatangkan untuk menyongsong putaran kedua Liga 1 Indonesia 2022/2023.
Sepak terjang Pieter Huistra berlangsung cukup lama di Borneo. Kebersamaan mereka hampir bertahan selama dua musim kompetisi. Akan tetapi, Borneo resmi memutus kontrak kerja Huistra pada Januari 2025, imbas rapor kinerja tidak optimal sepanjang putaran pertama Liga 1 2024/2025.
5. Digaet PSS Sleman, Pieter Huistra menerima tugas berat

Meski sempat menganggur, Pieter Huistra langsung diteken kontrak PSS Sleman pada 19 Februari 2025. Ia didatangkan pada putaran kedua Liga 1 2024/2025. Kini, Huistra menjadi harapan besar tim dengan julukan Laskar Sembada ini untuk keluar dari ancaman degradasi.
Nahas, kedatangan Pieter Huistra langsung mendapat ujian karena PSS menelan dua kekalahan beruntun saat debutnya di PSS. Super Elang Jawa keok 0-1 dari Malut United di pekan ke-24, ditambah dipecundangi 1-2 oleh Barito Putera di pekan ke-25 di Liga 1 2024/2025. Itu menjadi tugas berat Huistra untuk mendongkrak posisi PSS yang saat ini terbenam di dasar klasemen Liga 1 dengan berbekal 19 poin dari 25 laga. Dengan waktu yang mepet, mampukah sang pelatih menyelamatkan nasib PSS Sleman dari hukuman degradasi.