Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mazola Junior melatih PSS Sleman (instagram.com/pssleman)
Mazola Junior melatih PSS Sleman (instagram.com/pssleman)

Intinya sih...

  • PSS Sleman merekrut Mazola Junior sebagai pelatih baru, menggantikan posisi Wagner Lopes.
  • Mazola Junior lahir di Campinas, Brasil pada 28 Februari 1965 dan memiliki pengalaman panjang sebagai pemain dan pelatih sepak bola.
  • Mazola dikontrak sebagai pelatih PSS Sleman sampai akhir musim dengan harapan dapat menyelamatkan performa buruk tim di BRI Liga 1.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - PSS Sleman resmi merekrut Mazola Junior sebagai pelatih baru. Pelatih asal Brasil itu akan menggantikan posisi Wagner Lopes. Keputusan PSS Sleman ini tentu membuat suporter penasaran dengan rekam jejak dan profil Mazola Junior.

Tangan dingin coach Mazola langsung terlihat di uji tanding PSS Sleman vs klub Liga 3, FC UNY. Ia berhasil membawa tim Super Elang Jawa menang telak dengan skor 14-0. Apakah Coach Mazola bisa membawa tim tim asuhannya berjaya di BRI Liga 1 2024/2025? Yuk, intip biodata dan profil Mazola Junior.

1. Biodata Mazola Junior

PSS Sleman sambut Mazola Junior (instagram.com/pssleman)

  • Nama lengkap: Uiles Geraldo Goncalves de Freitas Junior
  • Nama panggung: Mazola Junior
  • Tempat, tanggal lahir: Campinas, 28 Februari 1965
  • Kebangsaan: Brasil
  • Lisensi: UEFA Pro
  • Formasi favorit: 4-5-1
  • Instagram: @mazola.jr

2. Profil Mazola Junior

Mazola Junior bersama mantan klubnya (instagram.com/mazola.jr)

Mazola Junior lahir di Campinas, Brasil pada 28 Februari 1965. Coach Mazola, begitu sapaannya, telah berkecimpung di dunia sepak bola selama hampir 50 tahun. Ia mengawali karier sebagai pemain sepak bola sejak usia 10 tahun.

Mazola kecil membela Ponte Preta pada 1975 sampai 1982. Saat menginjak 17 tahun, ia berhasil bergabung ke salah satu klub terbaik Brasil, Sao Paulo. Sayang, ia hanya membela Sao Paulo selama 1 tahun dan pindah ke klub Mortara.

Karier Mazola sebagai pemain sepak bola tidak terlalu baik. Dalam periode 1985-1993, ia selalu pindah klub setiap tahun. Tercatat ada 7 klub yang dibelanya dalam periode 7 tahun, yaitu Marcilio Dias, Operario FC, Rio Branco FC, Portimonense, Mirandela, Sanjoanense, dan Aguenda.

Mazola biasa menempati posisi sebagai penyerang. Sepanjang karier profesionalnya, ia mencatatkan 47 gol. Namun, ia memutuskan gantung sepatu di usia 28 tahun pada 1993. Penampilan terakhirnya terjadi bersama klub Agueda.

3. Karier Mazola Junior sebagai pelatih

potret Mazola Junior (instagram.com/mazola.jr)

Perjalanan karier Mazola sebagai pelatih jauh lebih panjang ketimbang pemain sepak bola. Usai gantung sepatu, ia menjajal dunia kepelatihan dengan menjadi asisten pelatih di klub masa kecilnya, Ponte Presta. Pekerjaan ini dimulai pada 1996.

Enam tahun berselang, Mazola pindah ke Cruzeiro dengan posisi serupa. Namun, ia hanya beberapa bulan di sana. Ia memutuskan meninggalkan benuanya pada 2002.

Mazola kemudian menerima tawaran dari klub Jepang, Kashiwa Reysol. Ia menjabat sebagai asisten pelatih di klub liga J1 tersebut. Namun, lagi-lagi ia hanya sebentar bekerja di Kashiwa Reysol.

Sosoknya akhirnya dipercaya menjadi pelatih sepak bola klub asal Portugal, Marco. Jabatan ini diemban Mazola selama setahun, sebelum memutuskan pindah ke Ovarense sebagai pelatih pada 2004. Meski pindah klub, ia tetap berada di negara yang sama.

Mazola pulang kampung pada 2005 untuk menjadi asisten pelatih di Atletico Mineiro. Jabatan ini hanya dilakukan beberapa bulan, sebelum kembali ke Portugal untuk menukangi Nelas. Menariknya, Nelas menjadi klub terlama yang dilatihnya, yaitu selama 3 tahun.

4. Latih 27 klub di dunia, Sleman paling jauh

Mazola Junior bersama mantan klubnya (instagram.com/mazola.jr)

Setelah melatih Nelas, Mazola kembali pulang ke Brasil. Kali ini, ia memutuskan bertahan menjadi pelatih di negaranya selama 15 tahun, tepatnya dari 2009 sampai 2024.

Namun karier Mazola sebagai pelatih tidak jauh berbeda dari pemain. Ia selalu pindah-pindah klub hampir setiap tahun. Bahkan, ia sudah menjabat sebagai pelatih dari 27 klub sepak bola di Brasil dan Portugal.

Tentu Mazola paling banyak menjadi pelatih sepak bola di negaranya. Total ia sudah menukangi 24 klub Brasil dan 3 klub Portugal. Sedangkan sebagai asisten pelatih, ia tercatat bekerja di satu klub Jepang dan 3 klub Brasil.

Dari semua klub yang dilatih, PSS Sleman menjadi klub terjauh. Bagaimana tidak, ia harus meninggalkan negaranya dan terbang puluhan ribu kilometer demi melatih Laskar Sembada. Ini akan menjadi pekerjaan keduanya sebagai pelatih di benua Asia.

Tentu patut dinanti apakah Mazola betah melatih PSS Sleman, atau hanya bertahan sekitar 1 tahun seperti di klub-klub sebelumnya? Terlepas dari itu, suporter Super Irja hanya bisa berharap. Semoga klub kebanggan mereka berjaya di tangan Mazola.

5. Mengapa PSS Sleman pilih Coach Mazola?

Mazola Junior melatih PSS Sleman (instagram.com/pssleman)

Dilansir PSS Sleman, salah satu alasan Mazola Junior direkrut karena memiliki karakter kuat. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PT PSS Sleman Gusti Randa.

Gusti Randa menegaskan pihaknya selalu mendengarkan aspirasi dari para suporter. Salah satunya dorongan untuk mengevaluasi pelatih. Hal ini tak lepas dari performa buruk PSS Sleman dalam beberapa pertandingan terakhir di BRI Liga 1.

Situasi itu membuat klub memutuskan untuk mencopot Wagner Lopes. Sebagai gantinya, Mazola dikontrak sebagai pelatih PSS Sleman sampai akhir musim. Randa berharap pengalaman panjang Mazola dapat menyelamatkan PSS Sleman.

Sementara itu, Mazola mengungkap alasan mengapa dia mau melatih klub asal Indonesia, jauh dari tanah kelahirannya. Ia merasakan atmosfer liga di Indonesia seperti sepak bola di liga Jepang. Selain itu, ia mengaku kagum dengan suporter Elang Jawa yang antusias dalam memberikan dukungan maupun kritik untuk tim tercinta.

Wah, ternyata profil Mazola Junior sangat mentereng, bukan? Kedatangan pelatih Brasil itu menjadi angin segar bagi suporter PSS Sleman. Semoga coach Mazola betah, ya. Dan tentu, bisa membawa Super Elang Jawa finish dengan baik di Liga 1 Indonesia.

Editorial Team