Aksi suporter PSS Sleman menuntut Dejan hengkang di Omah PSS, Kamis (30/9/2021). (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Guna memahami akar permasalahan ini, Kustini memanggil Hempri Suyatna, Andi Wardana dan Yoni Arseto ke Rumah Dinas Bupati. Para perwakilan manajemen PSS ini diminta menjelaskan mengapa suporter mengamuk di media sosial dan sampai mengepung Omah PSS, Kamis (30/9/2021) kemarin.
Penyebab dari semua kehebohan ini tak lain adalan pernyataan Marco yang menyebut akan memindah homebase PSS jika Dejan Antonic dipecat dari kursi kepelatihan. Dari pertemuan itu pula, Kustini mengetahui bahwa pernyataan itu tak mewakili pihak manajemen.
"Pihak manajemen menyampaikan bahwa itu statemen pribadi dan bukan dari hasil rapat bersama. Dan beliau (Marco) sudah meminta maaf atas dampak dari ucapannya tersebut," beber Kustini.
Kepada Kustini, Marco mengaku spontan menyatakan hal tersebut. Tekanan suporter usai rentetan hasil buruk PSS di BRI Liga 1 membuatnya tak mampu berpikir jernih.
"Saya juga sampaikan (ke Marco) agar tetap sabar dan berpikir positif. Karena semua suporter pasti menginginkan performa yang terbaik di setiap laga," kata Kustini.
Kustini sadar sepenuhnya bahwa pemerintah tak bisa melakukan intervensi ke PSS yang merupakan klub sepak bola profesional. Pihaknya hanya mencoba melakukan yang terbaik karena Laskar Sembada adalah penyemangat bagi masyarakat Sleman.