Petaka bagi PSS, menurut Seto, dimulai sejak terjadinya gol pertama PSIS lewat tendangan penalti Wallace Costa pada menit ke-22. Setelah sebelumnya Claudir Marini dijatuhkan Jajang Sukmara di area kotak terlarang.
"Yang jadi awal-awal ini karena adanya penalti sebenarnya. Saya gak tahu pasti kejadiannya," ujar Seto.
Yang kemudian perlu dicermati di sini adalah bagaimana seharusnya para pemain lawan tak sampai semudah itu melakukan penetrasi ke jantung pertahanan. "Ini harus kita beritahukan ke pemain," imbuh Seto.
Pada menit ke-37, gawang PSS kembali bobol. Gol tercipta lewat tandukan Marini hasil umpan tendangan sudut. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum.
"Tadi, ketinggalan 0-2 juga kami mencoba lebih menyerang dengan memasukkan Yudo (Kushedya), formasi menjadi 4-4-2, cuma lebih fleksibel. Sebenarnya seranganya lebih banyak variasi tapi lagi-lagi kebobolan," keluh Seto.
"Di menit-menit akhir saya kembalikan seperti formasi awal karena saya ingin melihat, memberikan Yudha (Alkanza) pengalaman, sekalian melihat bagaimana dia sebagai pemain dari Liga 3. Walaupun hanya 7 menit. Tapi, itu bisa jadi gambaran nantinya," ucapnya.