Gianluca Pandeynuwu (instagram.com/persisofficial)
Persis Solo yang tampil tanpa Pelatih Peter De Roo di sisi lapangan mencoba permainan menekan sejak menit awal laga. Sedangkan PSIM bermain lebih tenang dengan bertumpu pada skema serangan balik dan mencermati bola mati.
Salah satu peluang Laskar Sambernyawa datang dari penyerang Kodai Tanaka pada menit ke-1. Tendangan pemain asal Jepang dari dalam kotak penalti itu masih terlalu lemah dan mampu diantisipasi Kiper PSIM, Cahya Supriadi.
Pada menit ke-19, wasit sempat melakukan cek VAR setelah Kodai terjatuh di kotak penalti lawan. Kendati, kontak yang dilakukan oleh bek PSIM, Franco Ramos dinyatakan bukan sebagai pelanggaran.
Pada menit ke-25, giliran Zanadine Faris yang melakukan tembakan dari luar kotak penalti. Namun sepakannya kurang bertenaga dan tak membuahkan hasil, karena bola dengan mudah diamankan kiper PSIM.
Petaka bagi Persis datang semenit kemudian saat kiper Gianluca Pandeynuwu melakukan blunder. Ia salah mengoper bola yang justru mengarah ke penyerang PSIM, Deri Corfe. Pemain asal Inggris itu dengan mudah melesakkan gol ke gawang lawan. Skor 1-0 untuk keunggulan Laskar Mataram.
Gervane Kastaneer mendapat kesempatan pada menit ke-34. Tapi, tandukannya yang memanfaatkan umpan Kodai belum jadi ancaman buat gawang PSIM.
Skuad asuhan Jean-Paul van Gastel memperlebar jarak keunggulan pada menit ke-41. Ze Valente berhasil mengonversi umpan tarik Fahreza Sudin. Tanpa pengawalan, sepakan Ze Valente membuat Pandeynuwu kembali memungut bola dari gawangnya. Persis Solo tertinggal 0-2 hingga waktu turun minum.