5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang Garuda

Satwa Ini jadi juga jadi julukan bagi PSS Sleman

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) merupakan elang dengan ukuran sedang yang menjadi endemik di pulau Jawa. Karena figurnya yang gagah, burung pemangsa ini tak hanya menjadi inspirasi lambang Garuda Indonesia, tetapi juga menjadi maskot Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY 2022.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak fakta menarik lainnya tentang burung karnivora asli Jawa ini.

1. Deskripsi fisik   

5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang GarudaElang jawa (Wikimedia Commons/Zenmedia215)

Elang Jawa termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata) yang mempunyai sayap dan bulu. Mereka memiliki punggung cokelat tua dan kastanye di area tengkuk dan sisi kepala, sedangkan area tenggorokannya berwarna krem dengan garis gelap. Jika melihat bagian bawahnya, kamu akan melihat bulunya berwarna putih. Lalu mata dan kakinya berwarna kuning. Sayapnya berwarna cokelat tua dengan ekor panjang berwana abu-abu kecokelatan yang dihiasi dengan empat pita hitam, pita terluasnya adalah pita subterminal.

Burung yang masih berusia remaja mirip dengan burung dewasa yang mempunyai bagian bawah yang memiliki bulu lebih sedikit dan polos, sedangkan bagian kepalanya lebih kusam. Meski begitu, keduanya mempunyai perbedaan pada bagian ekor. Jika burung remaja mempunyai empat ekor panjang, maka  burung dewasa memiliki lima ekor panjang. Oya, jika masih kecil, burung elang Jawa mempunyai mata biru abu-abu yang mulai menguning di usia dua tahun.

Walau terlihat gagah, tubuh mereka terbilang sedang dibandingkan elang Harpy yang mencapai 100 cm. Elang Jawa sendiri memiliki ukuran tubuh hanya sekitar 60 cm. Meski begitu, mereka mempunyai lengkingan suara yang sangat tinggi seperti peluit yang cukup memekakkan telinga, lho. Nah, suara itu digunakan untuk memanggil kawanannya.

2. Habitat 

5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang GarudaElang jawa (Wikimedia Commons/Alterimage)

Elang Jawa termasuk hewan yang mudah tinggal di mana saja selama hangat. Mereka bisa tinggal di hutan tanaman, hutan semi-gugur, hutan primer, dan hutan sekunder. Jika cuaca cerah, mereka sering terlihat terbang di atas pohon sekitar 500-1.000 meter di atas permukaan laut. Namun, dalam catatan, mereka juga pernah kedapatan terbang setinggi 3.000 m di atas permukaan laut, nih.

Sesuai dengan namanya, burung yang satu ini berada di pulau Jawa. Sayangnya, karena saat ini hutan di pulau ini semakin berkurang, mereka mulai terlihat langka. Diperkirakan saat ini jumlah burung Elang Jawa hanya sekitar 600-900 saja.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Thomson's Gazelle, Hewan Afrika yang Teritorial

3. Makanan 

5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang GarudaElang jawa (Wikimedia Commons/Zenmedia215)

Elang Jawa termasuk hewan karnivora yang mengonsumsi burung, kadal, ular, dan mamalia kecil. Namun, mamalia tetaplah makanan favorit mereka seperti tupai, kelelawar, tikus pohon, dan hewan pengerat lainnya.

Demi mendapatkan makanan buruannya, mereka biasanya bertengger di pohon yang tinggi. Kemudian, elang Jawa akan mengamati calon mangsanya, jika dirasa sudah dalam radar, mereka akan menukik tajam ke bawah untuk menangkap mangsa baik di pohon atau di tanah.

4. Reproduksi  

5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang GarudaElang Jawa setelah dilepasliarkan di kawasan konservasi TNBTS. (Dok. Humas TNBTS_

Musim kawin terbanyak dari elang Jawa sekitar bulan Mei-Agustus. Meski begitu, mereka tetap bisa melakukan kegiatan reproduksi sepanjang tahun, kok.

Nah, jika si betina menghasilkan tidur, mereka akan tinggal di sarang terbuat dari batang kayu yang dilapisi oleh daun hijau dan ditaruh pada pohon yang besar agar tidak terganggu oleh hewan lain. Biasanya satu telur diinkubasi selama 47-48 hari. Sedangkan untuk perkembangbiakan memerlukan waktu 68-72 hari.

Jika sarang berhasil, pasangan berkembangbiak setiap dua tahun sekali. Oya, meski mereka sudah dewasa, mereka tetap dekat dengan sarang orangtua mereka selama satu tahun, lho.   

5. Konservasi 

5 Fakta Elang Jawa, Burung Pemangsa Inspirasi Lambang GarudaElang jawa (Wikimedia Commons/Arif Firmansyah)

Kini elang Jawa terancam punah, kerusakan habitat akibat alih fungsi pembangunan, pertanian, dan kebakaran jadi tidak terkendali. Selain itu, mereka juga dalam keadaan bahaya akibat adanya perburuan liar dan penangkapan ilegal untuk dijual. Sedihnya lagi, sekitar 30-40 burung telah dilaporkan menjadi hewan yang diperdagangkan setiap tahunnya. Bisa jadi jumlah yang tidak dilaporkan bisa lebih banyak, lho.

Meski sudah ada undang-undang di Indonesia yang melarang perburuan dan penangkapan menjelaskan elang Jawa sebagai Hewan Langka/Berharga Nasional Indonesia, burung yang satu ini tetap saja diminati sebagai hewan peliharaan. Karena itulah, elang Jawa saat ini sudah terdaftar Terancam Punah oleh organisasi Birdlife Internasional.

Hingga saat ini, berbagai langkah konservasi sudah dijalankan seperti survei distribusi burung dan ekologi, undang-undang yang ketat, dan adanya penjagaan polisi hutan. Hanya saja, cara-cara tersebut masih kurang efektif dalam menegakkan hukum secara tegas. Dalam hal edukasi, berbagai organisasi lingkungan dan satwa juga melakukan berbagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran dalam melindung elang Jawa, termasuk menyebarkan informasi di media sosial, sosialisasi di sekolah, dan lain sebagainya.  

Melihat jumlah elang Jawa yang semakin menurun dan di ambang kepunahan tentu merupakan fakta yang sangat menyedihkan. Oleh karena itu, yuk bersama-sama lindungi hewan langka asli Indonesia. Setidaknya dimulai dari tidak membeli hewan langka sebagai hewan peliharaan tanpa izin yang sah, ya.

Baca Juga: 5 Fakta Ubur-ubur Physalia, Sering Muncul di Pantai Jogja

IamLathiva Photo Community Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya