Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah Jawa

Tombaknya masih disimpan di Keraton Jogja, lho!

Banyak sekali cerita rakyat Nusantara yang perlu diketahui. Salah satunya adalah Cerita Rakyat Nyi Plered yang merupakan cerita rakyat yang melegenda di kalangan masyarakat Jogja.

Cerita rakyat satu ini bercerita tentang asal usul tombak pusaka yang digunakan oleh raja-raja tanah Jawa. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak kisah Nyi Plered di bawah ini.

1. Bermula dari keluarga Tumenggung Wilatikta

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah JawaCerita rakyat Nyi Plered

Cerita rakyat dari Jogja ini bermula dari keluarga salah seorang Tumenggung di Jawa Tengah yang bernama Wilatikta. Keluarga ini memiliki dua buah hati, seorang putra yang bernama Raden Sahid dan putri bernama Rasa Wulan.

Wilatikta memerintahkan kedua anaknya untuk menikah karena usia mereka yang sudah dewasa. Khususnya kepada Raden Sahid karena putranya tersebut yang akan menggantikan kedudukannya.

Sayangnya, Raden Sahid belum terpikirkan untuk menikah, tapi ia juga tidak bisa menolak begitu saja keinginan ayahnya. Akhirnya, Raden Sahid memilih pergi dari rumahnya.

2. Kaburnya kedua anak Wilatikta

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah Jawailustrasi peninggalan kerajaan Mataram Islam (romadecade.org)

Demi menghindari tekanan yang diberikan sang ayah untuk segera menikah, Raden Sahid meninggalkan rumahnya pada malam hari. Hal ini diketahui oleh adiknya, Rasa Wulan yang tidak mendapati sang kakak di kamarnya pada pagi harinya.

Akhirnya, Rasa Wulan memutuskan untuk mencari kakaknya dan juga pergi diam-diam dari rumahnya. Namun, hingga bertahun-tahun Rasa Wulan tak kunjung bertemu dengan Raden Sahid.

3. Raden Saleh menjadi seorang wali dan pencarian Rasa Wulan

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah JawaMasjid Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak (islamtoday.id)

Selama pelariannya, Raden Sahid mengembara hingga bertemu dengan Sunan Bonang. Pada akhirnya, Raden Sahid lebih dikenal sebagai seorang wali bernama Sunan Kalijaga, yang terkenal akan kebijaksanaan dan kesaktiannya.

Sementara itu, Rasa Wulan juga mengembara bertahun-tahun mencari sang kakak. Tapi tak pernah bertemu, akhirnya Rasa Wulan memilih untuk bertapa di hutan angker Glagahwangi. Di hutan itu, ia bertapa ngidang yaitu hanya memakan daun-daunan saja.

Baca Juga: Cerita Rakyat Asal Mula Gunung Merapi: Pertarungan Empu dan Batara

4. Pertemuan dengan Syekh Maulana Maghribi

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah JawaIlustrasi danau (pixabay.com/shogun)

Di dalam hutan Glagahwangi terdapat danau yang bernama Sendhang Beji. Pada tepi danau, ada sebuah pohon yang tumbuh condong ke arah danau. Ada seorang yang sedang bertapa dengan menggelantung kepala di bawah yang dikenal dengan Bertapa Ngalong (seperti kelelawar yang sedang tidur di pohon). Orang itu bernama Syekh Maulana Maghribi.

Suatu hari, Rasa Wulan pergi ke Sendhang Beji itu untuk menyegarkan badannya. Tanpa sepengetahuannya, Syekh Maulana Maghribi sedang bertapa di pohon tersebut. Airnya yang jernih dan segar membuat Rasa Wulan begitu menikmati pemandiannya di danau tersebut.

Sejak kejadian itu, Rasa Wulan terkejut setelah mengetahui dirinya tengah hamil. Ia segera mencari tahu di sekitar Sendhang Beji dan akhirnya bertemu dengan Syekh Maulana Maghribi. Rasa Wulan langsung meminta pertanggungjawabannya.

5. Pemberian tombak pusaka

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah Jawailustrasi keris (krjogja.com)

Syeikh Maulana Maghribi mengelak dari tuduhan Rasa Wulan. Tidak punya pilihan, Syekh Maulana Maghribi akhirnya memberikan sebuah tombak pusaka kepada Rasa Wulan sebagai jaminan yang diberi nama tombak Nyi Plered.

Setelah lahir, anak Rasa Wulan diasuh oleh Syekh Maulana Maghribi dan diberi nama Kidang Telangkas. Dia lah yang akan mewariskan keturunan yang menjadi raja di Tanah Jawa.

6. Pesan moral

Cerita Rakyat Nyi Plered: Asal Usul Tombak Pusaka Raja-raja Tanah JawaFoto ilustrasi keris. (YouTube.com/Pusaka Keris Sepuh)

Tombak Nyi Plered selalu dipegang oleh raja yang berkuasa. Danang Sutawijaya yang bersenjatakan Tombak Nyi Plered berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan kemudian menjadi Raja Mataram. Tombak ini terus diwariskan hingga saat ini menjadi senjata pusaka yang tersimpan di Keraton Yogyakarta.   

Dari cerita rakyat Nyi Plered ini bisa diambil hikmah untuk tidak menentang orang tua. Tak hanya itu, dari kisah ini juga kita diberikan pesan moral apabila berani berbuat harus berani juga bertanggungjawab.

Meski cerita rakyat ini tidak banyak yang tahu, tapi cukup terkenal di masyarakat Jogja, lho. Semoga bisa menambah pengetahun kamu, ya!

Baca Juga: Cerita Rakyat Roro Jonggrang: Menolak Cinta dan Dikutuk Jadi Batu

Topik:

  • Rizna Hidayah

Berita Terkini Lainnya