Mengisi Buku Kegiatan Ramadan, Bermain di Kompleks Candi Prambanan

Ramadan jadi momen menyenangkan saat masa anak-anak

Intinya Sih...

  • Momen Ramadan menggugah memori masa kecil, seperti mengisi Buku Kegiatan Ramadan dan bermain bersama teman-teman.
  • Kebersamaan anak-anak di desa tanpa gadget, mengetuk pintu untuk bermain, dan salat subuh berjamaah menjadi momen yang selalu dinanti.
  • Saat libur, menjalani salat subuh bersama teman-teman di masjid, dilanjutkan dengan jalan-jalan dan bermain petasan di kompleks Candi Prambanan.

Yogyakarta, IDN Times - Momen Ramadan kerap menggugah memori lama saat masa kecil. Tidak terkecuali bagi saya yang lahir pada tahun 1990-an dan tumbuh di tahun 2000-an, bulan suci memberi kenangan sendiri. Mengisi buku kegiatan Ramadan hingga bermain bersama kawan-kawan selepas sahur jadi secuil kenangan yang masih membekas.

Saya lahir dan tumbuh di sebuah desa di wilayah Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Suasana hangat desa, anak-anak yang sering bermain bersama berbagai mainan tradisional sangat terasa. 

Tidak hanya selalu bermain dan tertawa bersama. Saya masih ingat betul bagaimana kami yang menjalani pendidikan di Sekolah Dasar saat itu harus mengisi Buku Kegiatan Ramadan. Buku Kegiatan Ramadan, dengan sampul masjid cetakan sederhana dan kertas buram, seakan menjadi pengingat untuk menjalankan ibadah. Catatan harian puasa, salat, hingga judul khotbah/ringkasan khotbah salat tarawih, yang disahkan tanda tangan penceramah, terarsip dengan baik di Buku Kegiatan Ramadan tersebut.

Meski tidak jarang bagi kami yang masih terbilang anak-anak waktu itu lebih banyak bercanda, daripada khusyuk mendengarkan khotbah saat tarawih, tapi antre meminta tanda tangan ustaz atau kiai kampung yang mengisi khotbah menjadi hal yang tidak dilewatkan untuk mengisi Buku Kegiatan Ramadan. Mungkin perasaan malu jika Buku Kegiatan Ramadan kita tidak terisi penuh saat itu.

Tidak hanya mengisi Buku Kegiatan Ramadan. Bermain bersama, bertemu langsung dengan teman-teman saat itu menjadi momen yang selalu dinanti. Menjalani masa anak-anak di tahun 2000-an awal kami memang belum mengenal gadget, seperti anak-anak sekarang.

Mengetuk pintu atau berteriak memanggil nama teman di depan rumah, kami lakukan untuk mengajak bermain. Mungkin sekarang anak-anak sudah bisa menggunakan WhatsApp untuk janjian bermain bersama, bahkan bermain bersama tanpa bertemu langsung dengan game online.

Momen Ramadan pun membawa kenangan tersendiri bagi saya mungkin juga rekan-rekan masa kecil saya saat itu. Jika pada hari-hari biasa kita mungkin hanya bermain bersama di sore hari, entah bermain sepak bola, petak umpet, atau permainan lainnya, di momen Ramadan kita kerap main bersama selepas salat subuh.

Salat subuh berjamaah di masjid pada akhir pekan saat libur jadi saat yang ditunggu. Selepas sahur bersama keluarga masing-masing, biasanya kami keluar menghampiri satu teman ke teman yang lain, untuk pergi ke masjid.

Seusai menjalankan salat subuh, saya dan teman-teman yang bertempat tinggal di kawasan Candi Prambanan, biasa berjalan-jalan masuk di kompleks Candi Hindu terbesar di Indonesia itu. Sepanjang jalan menuju kawasan Candi Prambanan, bermain petasan menjadi hal yang tidak dilewatkan. Sesampainya di kompleks Candi Prambanan, sekedar bercanda, bercerita, main petasan jadi kenangan saat itu.

Kenangan sekitar 20 tahunan lalu itu rasanya sudah tidak bisa terulang, namun tetap membekas dalam ingatan. Saya yakin juga setiap momen bulan Ramadan, selalu membawa kenangan-kenangan tersendiri.

Baca Juga: Pasar Pasan Kotagede, Pilihan Berburu Takjil di Momen Ramadan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya