Direktur Politeknik AI Budi Mulia Dua (PLAI BMD), Ridho Rahmadi
Terpisah, Direktur Politeknik AI Budi Mulia Dua (PLAI BMD), Ridho Rahmadi, menegaskan perlunya perguruan tinggi dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas para talenta dan profesional di bidang AI, utamanya yang menguasai keamanan siber.
"Apalagi pada 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta talenta digital yang artinya bisa sekian kali lipat jika diproyeksikan pada kebutuhan talenta AI dengan kepakaran lebih spesifik di dalam spektrum digitalisasi, seperti untuk menjaga keamanan siber," ujar doktor di bidang data science and machine learning Universitas Radboud, Belanda ini.
Menurut Ridho, penguatan keamanan dunia siber memerlukan talenta-talenta digital yang dibekali keterampilan teknis dan telah belajar langsung tentang cyber security dari dunia industri. Kualifikasi ini diterapkan di PLAI BMD yang berdiri pada April 2025 dan berbasis di Sleman, DI Yogyakarta, sebagai kampus AI pertama di Indonesia.
"PLAI BMD menawarkan tiga program studi unggulan, salah satunya adalah Rekayasa Keamanan Siber yang diperkuat pengajar profesional dan praktisi andal. Kurikulumnya terdiri dari 70 persen praktik dan 30 persen teori, serta bekerja sama dengan 13 mitra industri," kata Ridho.
"Jadi ketika lulus mahasiswa siap menghadapi ancaman dunia siber yang sesungguhnya," kata Ridho yang juga menyandang gelar master di bidang AI dari dua kampus Eropa, yakni Universitas Johannes Keppler Linz dan Universitas Teknik Ceko.