Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Review Early Access Game of Thrones: Kingsroad

cuplikan Game of Thrones: Kingsroad (dok. Netmarble/Game of Thrones: Kingsroad)
Intinya sih...
  • Game open-world RPG terbaru, Game of Thrones: Kingsroad, mengusung format free-to-play dengan karakter-karakter populer dan musuh-musuh klasik.
  • Pemain dapat memilih satu dari tiga arketipe karakter dengan sistem permainan yang fleksibel, namun terganggu oleh bug visual dan animasi NPC yang kaku.
  • Sistem pertarungan terasa datar dan bergantung pada mikrotransaksi, membuat progresi game terasa tidak adil bagi pemain yang tidak membayar.

Game of Thrones dikenal sebagai serial penuh intrik politik, pertempuran epik, dan dunia fantasi yang kelam. Maka tidak mengherankan jika Netmarble mencoba menghadirkan kembali semesta Westeros melalui game open-world RPG terbarunya, Game of Thrones: Kingsroad. Mengusung format free-to-play, game ini saat ini masih berada di tahap Early Access, namun sudah memberikan gambaran cukup jelas tentang arah pengembangannya baik sisi positif maupun yang meresahkan.

Berlatar di era musim keempat serial HBO, pemain akan memerankan seorang anak haram yang merupakan pewaris terakhir House Tyre. Dengan ayah yang sedang sakit, tugas pemain adalah mencari dukungan dari berbagai faksi di Westeros agar bisa mengklaim posisi sebagai pemimpin sejati. Game ini menghadirkan karakter-karakter populer seperti Jon Snow dan Samwell Tarly, serta musuh-musuh klasik seperti keluarga Bolton. Meski narasinya cukup padat, tutorial awal yang efisien mampu memperkenalkan konflik dan dinamika dunia Game of Thrones secara ringkas.

1. Pilihan kelas, kustomisasi, dan dunia yang luas tapi kurang dalam

cuplikan Game of Thrones: Kingsroad (dok. Netmarble/Game of Thrones: Kingsroad)

Pemain dapat memilih satu dari tiga arketipe karakter: Knight, Sellsword, atau Assassin, yang masing-masing menawarkan gaya bermain berbeda. Menariknya, sistem permainan memungkinkan kamu membuat karakter alternatif dan saling berbagi loot, meski tetap harus mengulang misi utama. Sistem ini memberikan fleksibilitas, terutama bagi pemain yang ingin mencoba berbagai gaya bertarung tanpa harus kehilangan progres signifikan.

Dari sisi visual, pembuatan karakter dalam Kingsroad cukup detail, menawarkan pengaturan wajah, bekas luka, hingga kilau rambut. Meski belum mencapai tingkat kedalaman game seperti Dragon’s Dogma 2, fitur ini cukup menyenangkan untuk game mobile-first. Lingkungan Westeros juga ditampilkan dengan cukup apik di awal permainan, mulai dari benteng Winterfell hingga area di luar tembok. Sayangnya, kesan itu cepat memudar karena kehadiran bug visual, animasi NPC yang kaku, dan pengulangan aset lingkungan, yang mengganggu imersi saat bermain lebih lama.

Pergerakan karakter pun terasa kurang natural. Baik saat berjalan kaki maupun menunggang kuda, animasi terasa seperti meluncur di atas es. Hal ini mengurangi kenyamanan eksplorasi, terutama di area berbukit atau sempit. Adapula momen ketika karakter tiba-tiba meluncur ke tengah kamp musuh karena kontrol yang lambat terasa lebih menyebalkan ketimbang menegangkan.

2. Sistem pertarungan repetitif dan progresi yang terhambat sistem mikrotransaksi

cuplikan Game of Thrones: Kingsroad (dok. Netmarble/Game of Thrones: Kingsroad)

Sistem pertarungan di Kingsroad terasa datar. Serangan dan pola musuh terasa diulang-ulang, baik saat menghadapi bandit biasa maupun bos area. Meskipun sesekali ada misi yang menantang, seperti memisahkan musuh dari kelompoknya, mayoritas pertempuran hanya mengandalkan spam serangan ringan, berat, dan skill tanpa strategi berarti. Padahal, cerita dari quest yang ditawarkan seperti membantu warga desa atau menyelamatkan anak hilang seharusnya bisa lebih emosional jika gameplay-nya seimbang.

Di sela-sela pertarungan, ada elemen platforming dan eksplorasi yang sedikit menyegarkan. Beberapa teka-teki dan lokasi tersembunyi di balik reruntuhan atau pegunungan menawarkan variasi gameplay yang menarik. Dalam momen-momen ini, Kingsroad sempat memberikan rasa seperti bermain Assassin’s Creed Valhalla versi ringan, lengkap dengan sistem ping area dan loot tersembunyi.

Namun, semua progress itu tidak bisa dipisahkan dari sistem Momentum, yakni skor kekuatan karakter yang menentukan akses ke wilayah baru. Untuk meningkatkan Momentum, pemain harus meng-upgrade armor, skill, dan item lainnya. Di sinilah masalah utama mulai muncul, sistem progresi game sangat dipengaruhi oleh mikrotransaksi.

3. Mikrotransaksi di mana-mana dan protes para pemain

cuplikan Game of Thrones: Kingsroad (dok. Netmarble/Game of Thrones: Kingsroad)

Meski mengusung model free-to-play, Kingsroad terasa terlalu bergantung pada transaksi berbayar. Dari resurrect karakter saat mati, fast travel instan, hingga pengumpulan loot penting, semuanya bisa dipercepat jika kamu bersedia mengeluarkan uang. Sayangnya, hal ini membuat progresi terasa tidak adil bagi pemain yang tidak membayar. Ulasan dari pemain di Steam banyak yang menyebut game ini sebagai “pay-to-progress”.

Hal ini didukung dengan laporan dari Gamerant, yang mencatat bahwa ulasan di Steam kini sudah turun ke status "Mixed", dengan banyak pengguna mengkritik sistem energi harian dan keterbatasan aktivitas tanpa pembelian. Bahkan ada pemain yang menyebut bahwa di sekitar jam ke-18 hingga 20, game mulai memasuki fase time-gated dan semakin tidak menghargai waktu pemain.

Netmarble memang mengarahkan game ini untuk pasar mobile, dan sayangnya, pendekatan itu terasa jelas di berbagai elemen desain, mulai dari antarmuka pengguna (UI) bergaya game ponsel, sistem energi harian, hingga promosi in-app purchase yang mendominasi. Untuk sebuah game yang membawa nama besar seperti Game of Thrones, ekspektasi pemain tentu lebih tinggi daripada sekadar "game mobile rasa PC".

4. Potensi masih ada, tapi tertutup monetisasi

Yang membuat frustrasi, sebenarnya Kingsroad punya potensi. Atmosfer gelap Westeros, desain karakter yang kuat, hingga momen emosional dari quest sudah terasa menjanjikan. Namun, semua itu dikaburkan oleh sistem ekonomi in-game yang agresif. Tapi sebelum sempat larut dalam keindahannya, sistem monetisasi langsung menyodok lewat notifikasi kecil yang seolah berkata, “top up dulu.”

Karena masih dalam tahap Early Access, harapan masih ada. Banyak game yang sukses memperbaiki sistem monetisasi dan balancing mereka sebelum rilis penuh. Namun, jika Netmarble tidak mengurangi ketergantungan pada transaksi mikro dan tidak mendengarkan feedback komunitas, game ini berisiko kehilangan momentum bahkan sebelum mencapai versi 1.0.

Game of Thrones: Kingsroad menawarkan awal yang menjanjikan dalam hal cerita dan dunia, namun terhambat oleh sistem permainan yang berulang dan strategi monetisasi yang terlalu agresif. Bagi penggemar berat serialnya, game ini bisa memberikan nostalgia dan atmosfer Westeros yang cukup memikat. Tapi bagi gamer yang mencari pengalaman RPG mendalam dan fair, game ini masih terlalu dini untuk direkomendasikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us