Dulu Fenomenal, 5 Game Ini Kini Makin Ditinggalkan Penggemarnya

- PUBG kehilangan daya tarik karena bug, cheater, dan pesaing baru seperti Fortnite dan Apex Legends.
- Overwatch kehilangan pemain karena penantian sekuel lama dan kontroversi saat perilisan Overwatch 2.
- Pokemon GO, Among Us, dan Clash of Clans kehilangan popularitas karena repetitif, lambatnya update, dan persaingan dengan game baru.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Di dunia game, popularitas bisa datang dengan sangat cepat, tapi juga bisa menghilang dalam sekejap. Banyak game yang pernah berada di puncak kejayaan dan memiliki jutaan pemain aktif kini seolah mengalami “mati suri”. Istilah ini menggambarkan kondisi di mana game masih aktif secara teknis, namun jumlah pemainnya menurun drastis dan aktivitas komunitasnya semakin sepi. Entah karena bosan, terlalu banyak bug, atau kalah saing dengan game baru, penyebabnya sangat beragam.
Walau pernah jadi fenomena global, beberapa judul game kini hanya tinggal nama besar. Padahal dulunya mereka sempat mendominasi daftar game dengan pemain terbanyak di dunia. Mungkin kamu juga salah satu pemain lama yang sudah angkat kaki dari game-game berikut dan alasan mengapa akhirnya ditinggalkan pemainnya.
1. PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds)

PUBG sempat menjadi pelopor dalam genre battle royale dan menciptakan tren besar yang diikuti banyak pengembang game lainnya. Pada awal perilisannya di tahun 2017, PUBG mencetak rekor sebagai salah satu game dengan jumlah pemain terbanyak di Steam. Grafik yang realistis dan gameplay yang menegangkan membuatnya menjadi favorit para gamer di seluruh dunia.
Namun, seiring waktu, banyak pemain mulai mengeluhkan soal banyaknya bug, cheater yang merajalela, dan kurangnya inovasi dari pihak pengembang. Hadirnya pesaing seperti Fortnite, Call of Duty: Warzone, dan Apex Legends yang lebih responsif terhadap masukan pemain membuat PUBG kehilangan daya tariknya. Kini, meski masih berjalan, komunitasnya tidak seaktif dulu.
2. Overwatch

Overwatch dari Blizzard dulunya adalah game yang sangat revolusioner. Dengan konsep hero shooter yang unik, desain karakter yang menarik, dan gameplay yang penuh aksi, Overwatch berhasil membangun komunitas yang kuat sejak diluncurkan tahun 2016. Turnamen esports-nya juga menjadi ajang besar yang dinantikan para penggemar.
Sayangnya, penantian panjang untuk sekuel dan minimnya pembaruan konten menyebabkan banyak pemain merasa jenuh. Ketika Overwatch 2 dirilis, bukannya membawa angin segar, justru menghadirkan berbagai kontroversi, mulai dari sistem monetisasi yang dianggap tidak adil hingga perubahan gameplay yang tidak semua pemain sukai. Akibatnya, banyak pemain lama yang hengkang dan beralih ke game lain.
3. Pokemon GO

Siapa yang tidak ingat euforia luar biasa saat Pokemon GO pertama kali dirilis pada 2016? Game ini sukses membawa jutaan orang keluar rumah, berjalan kaki, dan berburu Pokemon virtual di dunia nyata menggunakan teknologi augmented reality. Media sosial dibanjiri dengan tangkapan layar, dan taman-taman kota penuh dengan pemain.
Namun, hype tersebut perlahan memudar. Banyak pemain merasa game ini terlalu repetitif, update terlalu lambat, dan beberapa mekanisme gameplay terasa membosankan setelah beberapa waktu. Walaupun masih memiliki komunitas setia, Pokemon GO kini jauh dari sorotan utama dan hanya dinikmati oleh sebagian kecil dari penggemarnya yang dulu.
4. Among Us

Among Us menjadi viral besar-besaran saat pandemi COVID-19 melanda. Dengan gameplay yang simpel namun sangat seru dimainkan bersama teman, game ini mendadak menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial. Streamer dan YouTuber juga turut mendongkrak popularitasnya, membuat Among Us sempat menduduki puncak game terpopuler tahun 2020.
Sayangnya, setelah puncak popularitas itu, tidak banyak inovasi yang dihadirkan oleh pengembang. Update datang terlalu lambat, fitur baru sedikit, dan gameplay yang cenderung monoton membuat banyak pemain cepat bosan. Meskipun pengembang akhirnya menambahkan berbagai fitur baru, timing-nya sudah terlambat. Komunitas telah menyusut dan banyak pemain pindah ke game multiplayer lain yang lebih segar.
5. Clash of Clans

Clash of Clans sempat menjadi game mobile strategi yang sangat fenomenal. Dibuat oleh Supercell, game ini berhasil menciptakan sistem klan, perang antar desa, dan strategi pembangunan yang sangat adiktif. Banyak pemain rela menghabiskan waktu dan bahkan uang untuk membangun desa mereka sekuat mungkin.
Seiring pesatnya perkembangan game mobile yang makin variatif dan lebih kompleks, Clash of Clans mulai tertinggal. Banyak pemain merasa progres permainan terlalu lambat, apalagi tanpa pembelian dalam aplikasi. Meskipun Supercell tetap rutin memberikan update, kehadiran game baru dengan mekanisme lebih menarik membuat Clash of Clans semakin ditinggalkan, terutama oleh generasi pemain muda.
Popularitas dalam dunia game memang tidak bisa dijaga selamanya. Sehebat dan seviral apapun sebuah game, jika pengembangnya tidak bisa mempertahankan kualitas dan inovasi, pemain pasti akan mencari alternatif lain yang lebih segar dan menantang. Kelima game yang disebutkan di atas adalah bukti bahwa kejayaan bisa cepat berubah jika tidak diiringi dengan pembaruan yang konsisten dan adaptasi terhadap keinginan pemain.