Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Game Mobile dari Franchise Kenamaan yang Gagal di Pasaran

gameplay dari game Final Fantasy VII: The First Soldier (2021) (dok. Square Enix)
Intinya sih...
  • Apex Legends Mobile ditutup setelah satu tahun karena kurangnya pembaruan konten dan eksploitasi bug
  • Ni no Kuni: Cross Worlds kehilangan pesona karena monetisasi serakah, alur cerita lemah, dan kehadiran NFT
  • Warzone Mobile dihapus dari Play Store karena masalah teknis parah dan fokus pada monetisasi skin mahal

Siapa yang tidak kenal dengan franchise game besar seperti Final Fantasy, atau Call of Duty? Deretan nama tersebut sudah jadi legenda di dunia gaming, dengan jutaan fans setia di seluruh dunia. Tapi tahukah kamu, tidak semua game mobile dari franchise ternama sukses di pasaran?

Ada beberapa yang justru gagal memenuhi ekspektasi, entah karena gameplay yang membosankan, monetisasi yang terlalu agresif, atau sekadar tidak bisa menangkap pesona game aslinya. Nah, kali ini kita bakal bahas 5 game mobile dari franchise kenamaan yang gagal total di pasaran! Simak selengkapnya!

1. Apex Legends Mobile (2022)

gameplay dari game Apex Legends Mobile (2022) (dok. Electronic Arts)

Apex Legends Mobile sebenarnya punya modal kuat sebagai adaptasi dari game battle royale populer, tapi sayangnya gagal bertahan lama. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pembaruan konten yang membuat pemain cepat bosan. Ditambah lagi, eksploitasi bug oleh sebagian pemain bikin pengalaman bermain jadi tidak nyaman.

Selain itu, EA dan Respawn juga dinilai lambat merespons feedback pemain, terutama soal balance karakter dan bug yang mengganggu. Monetisasi yang terlalu agresif dengan skin mahal tapi minim event menarik juga bikin banyak pemain kecewa. Akhirnya, meski sempat booming, game Apex Legends Mobile ini ditutup hanya dalam waktu satu tahun setelah rilis!

2. Ni no Kuni: Cross Worlds (2022)

gameplay dari game Ni no Kuni: Cross Worlds (2022) (dok. Netmarble)

Datang dengan visual memukau ala Studio Ghibli, Ni no Kuni: Cross Worlds justru kehilangan pesona karena sistem monetisasi yang terlalu serakah. Ni no Kuni: Cross Worlds dikecam karena "pay-to-win" yang keterlaluan, di mana pemain berduit bisa dengan mudah menguasai kompetisi. Alur cerita yang kurang kuat dan gameplay yang repetitif juga bikin pemain cepat bosan, padahal franchise Ni no Kuni dikenal karena narasi yang kaya.

Selain itu, kehadiran NFT dan sistem blockchain dalam game malah jadi bumerang, mengusik komunitas yang lebih suka pengalaman RPG tradisional. Netmarble sebagai pengembang juga dinilai kurang responsif dalam memperbaiki masalah balance dan bug yang sering muncul. Hasilnya, game yang diantisipasi ini justru ditinggalkan pemain hanya dalam hitungan bulan!

3. Call of Duty: Warzone Mobile (2024)

gameplay dari game Call of Duty: Warzone Mobile (2024) (dok. Activision)

Baru saja dihapus dari Play Store dan App Store pertanggal 20 Mei 2025, game yang digadang-gadang menjadi pesaing dari PUBG Mobile dan COD Mobile, Warzone Mobile malah jadi kekecewaan besar karena masalah teknis yang parah. Performa game sering lag dan crash, bahkan di ponsel flagship sekalipun, bikin pertempuran jadi frustrasi. S

elain itu, Activision juga gagal memberikan pembaruan berarti untuk memperbaiki masalah inti, alih-alih fokus pada monetisasi skin mahal. Akibatnya, pemain lebih memilih versi PC/konsol atau beralih ke kompetitor seperti PUBG Mobile dan COD Mobile yang lebih stabil!

4. Final Fantasy VII: The First Soldier (2021)

gameplay dari game Final Fantasy VII: The First Soldier (2021) (dok. Square Enix)

The First Soldier mencoba memadukan battle royale dengan dunia Final Fantasy VII, tapi justru kehilangan identitas asli franchise-nya. Alih-alih menonjolkan elemen RPG yang kaya, The First Soldier malah jadi battle royale generik dengan skin bernuansa Final Fantasy VII. Kontrol yang rumit dan mekanik tembak-menembak yang kurang smooth bikin pemain kesulitan beradaptasi, terutama penggemar Final Fantasy VII yang terbiasa dengan gameplay turn-based.

Square Enix juga gagal mempertahankan basis pemain karena pembaruan konten yang lambat dan minim event menarik. Monetisasi yang terlalu fokus pada kosmetik mahal tanpa memberikan nilai lebih semakin mempercepat penurunan populasi pemain. Hasilnya, game The First Soldier ini bertahan kurang dari setahun sebelum akhirnya ditutup pada Januari 2023!

5. Battlefield Mobile (2023)

gameplay dari game Battlefield Mobile (2023) (dok. Electronic Arts)

Battlefield Mobile gagal total karena EA terburu-buru merilis game setengah matang demi mengejar tren FPS mobile. Performa teknis yang amburadul, mulai dari bug grafis, server tidak stabil, hingga hitbox yang tidak akurat, langsung mematikan mood pemain di hari peluncuran. Padahal, franchise Battlefield dikenal dengan gameplay destruktif dan skala pertempuran epik, tapi versi mobile ini justru terasa seperti knockoff murahan.

EA juga salah strategi dengan memaksakan monetisasi agresif sejak awal, sementara konten pemainannya sangat terbatas. Alih-alih menghadirkan mode pertempuran besar 64 pemain seperti di konsol, mereka malah menyajikan mode team deathmatch biasa yang mudah ditemui di game mobile FPS mana pun. Akibatnya, game ini langsung ditutup hanya 5 bulan setelah rilis beta!

Faktor seperti kualitas gameplay, performa teknis, dan cara developer mendengarkan pemain tetap jadi kunci utama. Jadi, meskipun judul-judul tadi berasal dari franchise legendaris, mereka tetap bisa gagal kalau tidak memenuhi ekspektasi fans, Nah, kalau kamu pernah main salah satunya, ceritakan pengalamanmu di kolom komentar ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us