Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada, Cuaca Ekstrem di DIY Diprediksi Terjadi hingga 26 Februari

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Sleman, IDN Times - Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga 26 Februari 2021. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Reni Kraningtyas menjelaskan, ada beberapa wilayah di DIY yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem.

1. Terdeteksi adanya pusat tekanan rendah

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Reni menjelaskan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, BMKG mendeteksi adanya Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area - LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 2 hari terakhir. Kondisi ini berpotensi dapat berkembang menjadi Siklon Tropis.

Menurut Reni, keberadaan Pusat Tekanan Rendah atau potensi bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Jawa khususnya DIY. Hal ini secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Bukan hanya itu, kondisi juga dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa.

"Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal, memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY," ungkapnya melalui keterangan tertulis pada Selasa (23/2/2021).

2. Beberapa daerah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem

pexels.com/Andre Furtado

Reni mengungkapkan, atas analisis yang dilakukan oleh BMKG, Stasiun Klimatologi Sleman, diprakirakan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah DIY pada tanggal 24 - 26 Februari 2021.

Wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem diantaranya di Kabupaten Sleman, yang meliputi Kapanewon Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Berbah, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Moyudan, Prambanan.

Di Kabupaten Kulon Progo, meliputi Kapanewon Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap.

Di Kota Yogyakarta, meliputi Kalurahan Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Kraton, Gedongtengen, Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Jetis, Mantrijeron.

Di Kabupaten Bantul, mencakup Kapanewon Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Banguntapan, Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pundong, Pandak, Bambanglipuro.

"Gunungkidul (meliputi) Kapanewon Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Semanu, Tepus, Semanu, Rongkop, Karangmojo, Wonosari, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Girisubo," katanya.

3. Beberapa imbauan yang dikeluarkan oleh BMKG

Ilustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Berdasarkan prakiraan tersebut, Reni mengimbau agar masyarakat bisa terus waspada akan adanya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang. Kondisi tersebut bisa berdampak akan adanya longsor, banjir maupun peningkatan gelombang tinggi.

"Waspada terhadap cuaca ekstrem yang berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir bandang di wilayah DIY, dan peningkatan gelombang tinggi di perairan selatan DIY," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Umaiyah
Paulus Risang
Siti Umaiyah
EditorSiti Umaiyah
Follow Us