Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi TPS3R. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Intinya sih...

  • Walhi Yogyakarta kritisi pengelolaan sampah menjadi RDF di DIY yang dinilai tidak optimal.
  • Kepala DLH Sleman menyebut RDF sebagai pilihan terbaik saat ini dan tidak menimbulkan dampak perubahan iklim.
  • RDF dihasilkan dari sampah organik maupun anorganik, dengan 8 truk sampah per hari masuk ke TPST Tamanmartani.

Sleman, IDN Times - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta mengkritisi pengelolaan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dinilai tidak optimal mengatasi masalah sampah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman yang menggunakan teknologi tersebut untuk TPST Tamanmartani turut angkat bicara.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Epiphana Kristiyani, menyebut pengelolaan sampah untuk RDF sebagai bahan bakar alternatif dinilai menjadi pilihan paling baik saat ini. Ia juga menyebut pengolahan sampah RDF tidak akan menimbulkan dampak seperti yang dikhawatirkan Walhi.

Editorial Team

Tonton lebih seru di