Seniman Butet Kertaredjasa dilukis sejumlah perupa di ajang Ngayogjazz 2019 di Dusun Kwagon, Desa Sidorejo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, 16 Oktober 2019. IDN Times/Pito Agustin Rudiana
Momen silaturahmi itu dipakai Butet untuk wadul (mengadu, red) ke Mahfud. Ia menceritakan ketika diundang ke istana bersama pekerja seni lain, dirinya kurang bisa menerima pandangan salah seorang menteri akan para pelaku seni.
"Saya mau wadul sama Menkopolhukam, karena derajatnya lebin tinggi dari menteri to. Jadi, terus terang kemarin saya agak kecewa, saya agak sedih ketika seorang menteri memaknai seniman hanyalah orang-orang populer yang wajahnya sering muncul di televisi," ujar Butet di depan Mahfud.
"Saya bilang kepada dia, para perupa, orang-orang sastra itu orang-orang yang tidak mengharuskan dan diharuskan wajahnya dikenal publik melalui televisi. Padahal nama-nama dia nama-nama kelas internasional, dan hari ini tiarap semua," sahutnya.
Dia tak merinci sosok menteri itu. Akan tetapi, pembicaraannya bersama menteri saat itu adalah seputar langkah Kemenparekraf membantu para pelaku seni terdampak COVID-19.
"Beliua menjelaskan kepada saya, saya (menteri) sudah menjelaskan 40 ribu data seniman yang akan segera mendapatkan BLT," ucap putra Bagong Kussudiarjo itu.
Namun, Butet kurang bisa menerima pernyataan tersebut.
"Saya bilang (ke menteri). Bung, ini bukan masalah orang yang berprofesi seniman menerima bantuan sosial. Ini masalah sebuah profesi yang membutuhkan kebanggaan," kata ujarnya.