Dr Maria Erika Pranasakti, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSA UGM, mengatakan, orang yang mengalami infeksi paru karena dia sakit ataupun tirah baring lama, biasanya pola pernapasannya berubah. Di mana harusnya pernapasan sebagian besar dilakukan oleh diafragma, berubah menggunakan otot bantu pernapasan yang ada di leher dan bahu.
"Kalau otot bantu pernapasan ini nanti hasil akhirnya adalah napasnya jadi pendek-pendek. Nah kalau napasnya pendek-pendek itu dia tidak optimal, nanti bisa menimbulkan kelelahan, sesak napas, karena energi yang digunakan itu lebih tinggi," katanya dalam Talkshow yang dilakukan oleh RSA UGM pada Selasa (23/3/2021).
Untuk itu, diperlukan untuk latihan kontrol pernapasan. Di mana tujuan dari kontrol pernapasan adalah menormalkan pola pernapasan dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan termasuk diafragma itu sendiri.
Cara yang dilakukan yakni, pasien harus duduk dalam posisi penopang. Lalu, bernapas masuk dan keluar perlahan, sebaiknya masuk melalui hidung dan keluar melalui mulut, sambil merilekskan dada dan bahu dan membiarkan perut naik.
"Untuk rasio inspirasi dan ekspirasi 1:2. Ini dilakukan sesering mungkin sepanjang hari, dalam durasi 5-10 menit (atau lebih lama jika membantu)," katanya.