Yogyakarta, IDN Times - Membuka bulan November 2020, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengumumkan adanya belasan kasus baru yang terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayahnya.
"Terdapat tambahan 16 kasus positif, sehingga total kasus positif COVID-19 di DIY menjadi sebanyak 3.851 kasus," kata juru bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih lewat keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).
Berty memaparkan, dari 16 kasus baru tersebut, 14 di antara berasal dari Kabupaten Sleman. Dua sisanya berasal dari Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo, masing-masing satu kasus. Sementara, Kabupaten Bantul dan Gunungkidul dinyatakan nihil kasus baru.
Sedangkan untuk distribusi kasus baru berdasarkan riwayatnya, Berty mengungkapkan enam kasus di antaranya berasal dari hasil tracing. Ada pula yang berasal dari hasil periksa mandiri sebanyak empat kasus, skrining karyawan kesehatan dua kasus, perjalanan dari luar daerah tiga kasus, dan kontak dengan orang dari luar wilayah satu kasus.
Berty turut melaporkan penambahan pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Ia menjabarkan, tiga pasien yang sembuh tersebut berasal dari Kota Yogyakarta, empat asal Bantul, tiga orang asal Kulon Progo, dan tiga orang dari Sleman.
"Jumlah kasus sembuh sebanyak 13 kasus (sehingga total kasus sembuh menjadi sebanyak 3.160 kasus," terangnya.
Dengan adanya penambahan pasien sembuh tersebut, persentase kesembuhan di DIY mencapai angka 82,06 persen.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengungkapkan Pemda DIY akan menggelar tes swab terhadap pelaku wisata. Ini merupakan langkah antisipasi terhadap membludaknya pengunjung di tempat-tempat wisata di DIY selama libur panjang.
"Karena kita baru saja libur panjang, destinasi wisatanya juga dipenuhi oleh para pengunjung maka (pengambilan) sampel itu akan kita lakukan tidak secara random tetapi kita akan menggunakan sampel proporsional," kata Aji dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, dilansir ANTARA.
Tes swab tersebut, kata Aji, dilakukan mulai Senin (2/11/2020). Destinasi wisata yang terpantau paling padat selama libur panjang akan menjadi prioritas.
"Daerah mana yang paling padat dan daerah mana yang paling banyak pelanggaran (protokol kesehatan), itu akan menjadi sampel lebih banyak," paparnya.