Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
UNU-Baznas RI teliti Kitab 'Fiqh al-Zakat' karya ulama Nusantara.
UNU-Baznas RI teliti Kitab 'Fiqh al-Zakat' karya ulama Nusantara. (Dok. UNU Yogyakarta)

Intinya sih...

  • Kitab Fiqh al-Zakat karya Syaikh Nawawi Yahya adalah karya monumental yang mengulas lengkap tentang zakat dalam 10 jilid atau sekitar 6 ribu halaman berbahasa Arab.

  • UNU Yogyakarta dan Baznas RI akan meneliti, menerjemahkan, dan menyosialisasikan pemikiran Syaikh Nawawi tentang zakat untuk meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan zakat di Indonesia.

  • Sumbangsih pemikiran Syaikh Nawawi yang langka ini sangat penting untuk mengelola potensi zakat sebesar Rp327 triliun dan potensi sedekah umat Islam yang mencapai Rp1.257 triliun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menggelar penelitian dan tahqiq atau penyuntingan kritis terhadap Kitab 'Fiqh al-Zakat'. Sepak mula atau kick off penelitian diselenggarakan melalui seminar bertajuk 'Menghidupkan Warisan Keilmuan Nusantara' di Kampus UNU Yogyakarta, Sabtu (22/11/2025). Agenda ini digelar oleh Shafiec UNU Jogja, Baznas RI, beserta Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

1. Apa itu Kitab Fiqh al-Zakat karya Syaikh Nawawi Yahya?

ilustrasi zakat (freepik.com/freepik)

Dalam keterangan yang diterima, disebutkan bahwa Manuskrip Kitab Fiqh al-Zakat adalah sebuah karya monumental Syaikh Nawawi Yahya Abdul Razak Majene, seorang ulama Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar. Karya ini ditulis pada tahun 1980-an dan mengulas lengkap tentang zakat sedikitnya dalam 10 jilid atau sekitar 6 ribu halaman berbahasa Arab.

Karya ini disebut menjadi salah satu telaah paling komprehensif tentang Fikih Zakat yang pernah ditulis oleh sarjana Asia Tenggara. Akan tetapi, kondisi manuskrip itu kini sangat rapuh, beberapa jilid tidak lengkap, rusak, dan sebagian besar sulit terbaca bahkan dalam versi digital.

Dengan alasan itulah, penelitian dan tahqiq terhadap Kitab "Fiqh al-Zakat" dilaksanakan.

Plh Rektor UNU Yogyakarta, Suhadi Cholil menuturkan, semangat untuk meneliti kitab tersebut muncul setelah kunjungan tokoh politik, sekaligus cendekia, Alwi Shihab ke kampusnya beberapa waktu lalu.

"Beliau (Alwi) bercerita detail tentang Kiai Nawawi yang mengerjakan kitab tentang zakat dan tatanan sosial modern," kata Suhadi dalam sambutannya.

Lanjut Suhadi, kitab ini relevan untuk Indoneia, terutama bagi Baznas, karena selama ini hukum-hukum zakat mengacu pada kitab klasik.

"Sayangnya hukum-hukum ini belum ada panduannya, sehingga kitab ini menjadi sumbangan sangat berarti untuk pelaksanaan zakat di Indonesia," ujarnya.

Ia memaparkan, kitab tersebut nantinya akan disalin, dikaji, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Tim penyalin, penahqiq, peneliti, dan penerjemah masing-masing 10 orang dilibatkan. Riset akan segera dimulai dengan FGD.

"Penelitian dan penerjemahan ini supaya kita semua bisa memahami kandungan mulia kitab ini. Ke depan, alangkah lebih baik juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris," tandasnya.

2. Sumbangsih pemikiran mengelola triliunan Rupiah potensi zakat-sedekah

UNU-Baznas RI teliti Kitab 'Fiqh al-Zakat' karya ulama Nusantara. (Dok. UNU Yogyakarta)

Ketua Baznas RI, Noor Ahmad menyatakan bangga pada UNU Yogyakarta yang sekarang ini juga tengah fokus pada bidang sains, teknologi, rekayasa/teknik dan matematika (STEM). Oleh karenanya, kapasitas akademik sivitas kampus itu harapannya mampu berkontribusi pada penelitian ini.

"Saya masuk UNU Jogja bangga, tanya-tanya ke mahasiswa tambah bangga lagi. Inilah universitas NU masa depan yang dinanti-nanti oleh umat," kata dia.

Lebih lanjut, Noor menyebut, Syaikh Nawawi telah menulis tentang zakat lebih dari 2 ribu judul. Sumbangsih pemikiran ini amat penting untuk mengelola potensi zakat sebesar Rp327 triliun dan potensi sedekah secara keseluruhan umat Islam yang mencapai Rp1.257 triliun.

"Kalau semua umat Islam membayar zakat, seluruh umat akan terbantu  dan berbagai urusan umat dapat diselesaikan oleh umat sendiri," tandasnya.

Karena itu, Baznas RI sangat bersemangat mendukung penelitian kitab ini dan menyosialisasikan pemikiran Syaikh Nawawi tentang zakat. "Semoga ini ada berkahnya utk kita semua," ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi kepada kampus, ia pun menambah jumlah mahasiswa penerima Beasiswa Cendekia Baznas RI di UNU Yogyakarta dari 100 menjadi 150 orang.

3. Kitab Syaikh Nawawi langka, mengulas secara spesifik dan dalam

ilustrasi memberi zakat (unsplash.com/ Masjid Pogung Dalangan)

Dalam seminar ini, turut hadir sejumlah pembicara. Mereka antara lain, Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, pakar filologi Islam, Oman Fathurrahman, Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, dan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono.

Dalam seminar itu, Ulil menyatakan jika karya Syaikh Nawawi Majene ini terbilang unik. Alasannya, tidak banyak ulama yang mengulas secara spesifik isu tertentu. Pada umumnya, kajian fikih ditulis secara lengkap dari awal sampai akhir.

"Pembahasan tema fikih dalam suatu isu tertentu sangat jarang. Karya Syaikh Nawawi Majene ini tergolong langka. Keunggulannya adalah kedalamannya. Ini luar biasa," tandasnya.

Sepak mula penelitian ini juga dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama Kanwil DIY Ahmad Bahiej, Rektor UNU Jogja 2017-2022, Purwo Santoso, Ketua Dewan Etik, Mukti Arto, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi Hasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team