Misa harian Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta turut mendoakan kepergian Paus Fransiskus. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Sonratho Marola (52) tak menyangka Paus Fransiskus wafat, apalagi setelah ia melihat sang Pemimpin umat Katolik itu hadir di muka publik saat misa paskah sehari sebelum wafat kemarin.
Sonratho bagaimanapun tetap melihat kemunculan Paus Fransiskus kemarin sebagai sebuah mukjizat di tengah perjuangan sang kepala negara Vatikan melawan penyakit bronkitis.
"Mukjizat yang beliau alami dan mukjizat bagi kami umat katolik ketika harapan itu tidak ada waktu sakit sudah tidak ada harapan beliau sembuh, tapi luar biasa dengan doa-doa umat Katolik seluruh dunia membuat beliau mendapatkan mukjizat dan beliau bisa bangkit dan sakit beliau dan kita juga mengucap syukur karena beliau masih bisa merayakan Paskah terakhir bersama kami umat Katolik," kata Sonratho.
Baginya, kepergian Paus Fransiskus adalah kepedihan bagi dunia yang kehilangan sosok pejuang kemanusiaan, termasuk perdamaian di Gaza, Palestina.