Bantu Membangun Ketahanan Keluarga, UII Luncurkan SEKOLA

Sleman, IDN Times - Sebagai upaya untuk membangun ketahanan keluarga, Universitas Islam Indonesia (UII) meluncurkan Sekolah Online Ketahanan Keluarga atau SEKOLA.
Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof. Fathul Wahid, mengungkapkan, keluarga merupakan sekolah pertama bagi setiap orang, sebelum banyak bersentuhan dengan dunia luar.
1. Kualitas keluarga sangat menentukan seseorang

Fathul mengatakan, kualitas keluarga sangat menentukan dalam membentuk diri kita. Oleh karenanya, menjaga kualitas keluarga sangatlah penting. Dia menjelaskan jika sebuah keluarga yang terbina dengan baik, hal ini akan memberikan ketenteraman bagi anggota yang ada di dalamnya.
"Apakah mudah? Tidak selalu. Ikhtiar terbaik harus selalu diupayakan, termasuk dengan selalu memperbanyak bekal," ungkapnya pada Selasa (24/11/2020) malam.
2. Delapan bekal kuatkan ketahanan keluarga

Fathul menyampaikan, setidaknya ada delapan hal yang bisa digunakan untuk menguatkan ketahanan keluarga. Hal tersebut berasal dari kata KELUARGA itu sendiri, yang meliputi, Kelola emosi, Eratkan hubungan, Luruskan niat, Upayakan moderasi, Atur stres, Rayakan kebersamaan, Gaungkan pesan positif serta Asah kepercayaan.
"Kita harus bisa mengasah kepercayaan kepada setiap anggota keluarga. Saling mempercayai dan saling dapat dipercaya. Khusus untuk anak-anak, orangtua harus selalu dekat, tetapi dengan tetap menjaga jarak nyaman," paparnya.
3. SEKOLA diharap bantu wujudkan ketahanan keluarga

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Gender UII, Trias Setiawati, mengatakan SEKOLA ini diharapkan bisa mewujudkan ketahanan keluarga, di mana keluarga menjadi unit terkecil dalam masyarakat.
Trias memaparkan jika SAKOLA ini akan diadakan mulai 27 November, di mana akan ada lima kali pertemuan yang diselenggarakan secara daring. Ada berbagai macam materi yang disajikan, mulai dari hukum tentang keluarga di Indonesia, tantangan dan strategi penguatan ketahanan keluarga, konsep dan prinsip keluarga, psikologi Islam untuk penguatan relasi keluarga dan yang lainnya.
"Keluarga sebagai unit terkecil diharapkan mampu mengelola sumber daya dan masalah untuk mencapai kesejahteraan. Salah satu masalah yang krusial adalah kemandirian ekonomi," jelasnya.
Untuk sasaran dari program ini yakni dosen, mahasiswa, organisasi sosial keagamaan, perguruan tinggi negeri dan swasta, individu dan kelompok yang berminat pada pemberdayaan keluarga.