Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Ijazah Jokowi diperlihatkan konferensi pers yang dilakukan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan pada 20 Oktober 2024. (KAGAMAHUT). (IDN Times/Herlambang Jati)
Potret Ijazah Jokowi diperlihatkan konferensi pers yang dilakukan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan pada 20 Oktober 2024. (KAGAMAHUT). (IDN Times/Herlambang Jati)

Intinya sih...

  • UGM menyesalkan pernyataan tidak berdasar mantan rektor

  • Pernyataan dan sikap UGM tetap sama terkait ijazah Jokowi

  • Sofian Effendy tarik ucapan dan minta maaf atas pernyataannya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times - Universitas Gadjah Mada (UGM) buka suara merespons pernyataan mantan rektor Sofian Effendi tentang ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Hal itu mengacu pernyataan Sofian dalam tayangan YouTube berjudul 'Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! ljazah Jokowi & Kampus UGM!'. Konten ini diunggah akun Langkah Update pada 16 Juni 2025.

1. Sayangkan pihak yang menyampaikan opini tidak mendasar

Sekretaris UGM, Andi Sandi. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi Antonius mengatakan pernyataan Sofian dalam tayangan itu tak berdasar. Kalimat yang disampaikan disebut berbeda dengan data dan bukti akademik yang dimiliki Fakultas Kehutanan UGM.

"Kami menyayangkan pihak-pihak yang telah menggiring beliau untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar. Pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi," kata Andi Sandi dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025) malam.

Teman SMA 6, Jokowi menunjukkan ijazah miliknya usai sidang di PN Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

2. Pernyataan dan sikap UGM tetap sama

Andi Sandi melanjutkan, pernyataan UGM mengenai ijazah Jokowi masih sama sesuai siaran pers 15 April 2025. yang dimuat di situs resmi UGM. Disebutkan Jokowi adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM, dan sudah melaksanakan seluruh proses studi mulai tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681, dan lulus pada 5 November 1985.

Andi Sandi juga menekankan bahwa UGM tidak ada sangkut pautnya dengan konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dan Jokowi.

UGM, lanjutnya, selaku institusi publik yang melaksanakan sistem pendidikan tinggi di Indonesia terikat dengan Peraturan Perundang-undangan mengenai perlindungan data pribadi dan keterbukaan informasi publik. "Oleh sebab itu, UGM hanya bersedia menunjukkan data yang bersifat publik sedangkan data yang bersifat pribadi hanya akan diberikan jika diminta secara resmi oleh aparat penegak hukum," tutupnya.

3. Sofian Effendy tarik ucapan dan minta maaf

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendy. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Sementara mantan Rektor UGM, Sofian Effendy menyatakan telah menarik seluruh ucapannya dalam video itu melalui surat pernyataan yang dibubuhi tandatangannya tertanggal 17 Juli 2025.

"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran. Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut," tulisnya.

Sofian mengaku ia tak mengetahui obrolannya yang diunggah oleh kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025, bersama Pakar Digital Forensik Rismon Hasiholan Sianipar, disiarkan secara langsung atau live streaming di YouTube. Dia menyangka itu hanyalah obrolan antaralumni UGM secara daring.

"Tidak tahu (disiarkan), saya hanya bilang ini kita hanya omong-omong dengan para alumni dari kota-kota lain, memang ada mantan-mantan murid saya dulu dari Aceh, Kalimantan yang berhubungan itu," kata Sofian di rumahnya, Kamis (17/7/2025).

Padahal, menurut Sofian, obrolan yang ia sampaikan kala hanya untuk kalangan internal saja. Lagipula soal asli atau tidaknya ijazah Jokowi, dirinya mengatakan tidak punya bukti.

Walau tidak merasa dijebak, ia akan melayangkan keberatan atas penayangan tersebut itu. "Karena saya tidak menyangka itu live streaming itu disebarkan secara luas. Kalau itu pembicaraan antara sesama orang UGM saya kira oke, internal ya," ungkapnya.

Sofian memastikan tidak ada teror, tekaan atau intimidasi sehingga mengeluarkan surat pernyataan berisi penarikan ucapan di tayangan. Namun, Sofian merasa khawatir usai membaca pemberitaan soal dirinya yang bakal dilaporkan ke polisi oleh salah satu kelompok pendukung Jokowi. Dia dianggap membuat fitnah melalui pernyataannya dalam tayangan di YouTube.

Sofian pun berharap surat pernyataannya itu bisa memperbaiki hubungan antar dirinya dan pihak UGM, khususnya Rektor Ova Emilia. Dia juga ingin polemik ijazah Jokowi segera diakhiri demi kebaikan bangsa.

"Untuk menjaga ketenangan di UGM, jangan sampai pecah dan tetap menjadi pilar menjaga moralitas, menjaga kebenaran dan itu. Kemudian ya secara nasional yang sudah begini kondisinya Indonesia ini ya supaya tetap bersatu," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team