Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • UGM memastikan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi sebagai lulusan Fakultas Kehutanan
  • Dosen dari Universitas Mataram meragukan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi, disebut menyesatkan
  • Font Times New Roman pada sampul skripsi di era 1980-1990-an sudah jamak digunakan mahasiswa UGM

Sleman, IDN Times - Universitas Gadjah Mada (UGM) memastikan keaslian ijazah dan skripsi dari Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowo) sebagai lulusan Fakultas Kehutanan dari kampus tersebut.

Pernyataan UGM ini sebagai respons atas klaim mantan dosen dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar yang menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi.

Rismon menyebut lembar pengesahan dan sampul skripsi Jokowi menggunakan font Times New Roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.

1. UGM sesalkan informasi Rismon menyesatkan

Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id)

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta menganggap hal yang disampaikan Rismon sebagai sebuah informasi menyesatkan. Ia menyesalkan, terlebih Rismon alumnus Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM.

"Kita sangat menyesalkan informasi menyesatkan yang disampaikan oleh seorang dosen yang seharusnya bisa mencerahkan dan mendidik masyarakat dengan informasi yang bermanfaat," kata Sigit dalam keterangan yang diterima, Jumat (21/3/2025).

Sebagai seorang dosen, menurut Sigit, semestinya Rismon dalam menyimpulkan suatu informasi didasarkan pada fakta dan metode penelitian yang baik. Tak hanya menampilkan ijazah dan skripsi Jokowi saja yang ditelaah, tapi juga membandingkan dengan ijazah dan skripsi terbitan tahun yang sama di Fakultas Kehutanan.

2. Penjelasan kampus soal pemakaian font Times New Roman

Potret Ijazah Jokowi diperlihatkan konferensi pers yang dilakukan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan pada 20 Oktober 2024. (KAGAMAHUT). (IDN Times/Herlambang Jati)

Mengenai penggunaan Times New Roman pada sampul skripsi dan ijazah, Sigit menegaskan di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font tersebut atau huruf yang hampir serupa, khususnya untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan.

Sigit berujar, di sekitaran kampus UGM kala itu bahkan sudah ada jasa percetakan yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi. Semisal, Prima dan Sanur yang saat ini sudah tutup.

"Fakta adanya mesin percetakan di Sanur dan Prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM," tegas Sigit.

Sampul dan lembar pengesahan skripsi Jokowi dicetak di percetakan, namun seluruh isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik. "Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan mesin percetakan," sambungnya.

Mengenai nomor seri ijazah Jokowi yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan penomoran ijazah di masa itu, di Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas. Penomoran tersebut tidak hanya berlaku pada ijazah Jokowi, tapi semua ijazah lulusan fakultas tersebut.

"Nomor tersebut berdasarkan urutan nomor induk mahasiswa yang diluluskan dan ditambahkan FKT, singkatan dari nama fakultas," terangnya.

Sigit menegaskan ia menyesalkan tuduhan Rismon melalui konten video yang meragukan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi. Seolah-olah dokumen yang diterbitkan UGM adalah palsu.

"Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama), beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli," tegasnya.

 

3. Kenangan kakak angkatan Jokowi saat gunakan jasa percetakan

menulis kalimat skripsi (unsplash.com/Super Snapper)

Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang turut menyesalkan informasi sesat yang disampaikan oleh Rismon. San Afri mengaku punya pengalaman soal penggunaan font Times New Roman di sampul skripsi dan kenangannya memakai jasa percetakan Prima.

"Saya masih ingat waktu saya buat cover (skripsi), lari ke Prima. Di zaman itu sudah ada tempat cetak sampul yang terkenal, Prima dan Sanur. Soal diketik pakai mesin komputer, jangan heran di sekitar UGM juga sudah ada jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC. Saya sempat pakai buat mengolah data statistik," kata kakak angkatan Jokowi ini.

Kendati, lanjut San Afri, tak semua mahasiswa Fakultas Kehutanan memilih mencetak sampul di jasa percetakan. Sebagian memilih mencetak sampul dan lembar pengesahan menggunakan tulisan dari mesin ketik.

"Kawan saya yang secara ekonomi tidak mampu, banyak yang membuat lembar sampul dan pengesahan dengan mesin ketik," kenangnya.

Isu itu, menurutnya, kian liar dengan ditambahkan analisis yang tidak sesuai fakta. San Afri meyakini pihak yang mengembuskan informasi hoaks ini hanya untuk mencari sensasi semata.

"Dia (Jokowi) lulus dari sini dan buktinya ada kok," katanya.

 

4. Tuduhan dinilai tak jelas dan lemah

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Fakultas Kehutanan (KAGAMAHUT) menegaskan Presiden RI, Joko Widodo merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980, pada pertamuan 20 Oktober 2024.IDNTimes/Herlambang Jati

Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menilai tuduhan Rismon bahwa Jokowi melakukan tindakan pemalsuan ijazah dan skripsi harus bisa dibuktikan. Menurutnya, ada dua tindakan pemalsuan dalam ranah hukum pidana, yakni membuat palsu dan memalsukan.

Marcus menguraikan, membuat palsu berarti dokumen asli tidak pernah ada, namun pelaku membuat surat atau akta dalam hal ini ijazah, seolah-olah ada dan asli.

Sementara tindakan memalsukan, dalam hal ini ijazah atau skripsi yang dulunya pernah ada, tetapi mungkin rusak atau hilang lalu membuat dokumen baru seolah-olah itu adalah asli.

"Dua duanya adalah kejahatan, dan ada ancaman pidana. Ini (Rismon) tidak jelas yang dituduhkan, memalsukan atau membuat palsu," katanya.

Dari kemungkinan dua tuduhan yang berpotensi dialamatkan ke Jokowi dan UGM dinilai Marcus sangat lemah. Pasalnya, dokumen yang dimiliki Fakultas Kehutanan UGM tersemat data pendukung yang menunjukkan bahwa Jokowi pernah kuliah, melakoni ujian dan ikut yudisium.

"Yang bersangkutan pernah wisuda, dan ada berita acara yang menunjukkan peristiwa tersebut, maka ijazah memang pernah ada. Bisa dibuktikan dan dapat ditemukan di Fakultas Kehutanan," katanya.

Marcus menegaskan untuk membuktikan bukti fisik skripsi atau ijazah menggunakan Times New Roman atau memiliki kemiripan dengan font tersebut, Rismon harusnya membandingkan skripsi terbitan Fakultas Kehutanan pada tahun sebelum Jokowi lulus.

"Apakah kemudian yang memiliki kemiripan, lalu dianggap palsu semua? Itu kesimpulan bukan seorang akademisi. Karena skripsi maupun ijazah banyak ditemukan di UGM dengan menggunakan huruf Time New Roman atau huruf yang hampir mirip dengannya," pungkasnya.

Editorial Team