Setyawan membeberkan persoalan ini sebenarnya dilatarbelakangi kesalahpahaman semata. Ia menyebut pemasangan lampu ucapan tersebut sebatas uji coba.
"Itu sebetulnya kan nyoba, kalau ada hari besar itu kan pemerintah menyapa masyarakat lewat spanduk. Selamat Hari Lebaran, kan gitu. Saya bilang ke teman-teman, mbok gak usah pakai spanduk bagaimana yang agak bagus dikit, pakai lampu atau bagaimana. Terus dicoba dipasang," papar Setyawan.
Lampu ucapan dipasang dan dinyalakan untuk melihat hasilnya. Namun setelah itu ada salah seorang warga setempat datang mempertanyakannya.
Warga tersebut menanyakan mengapa ucapan tersebut dipasang sekarang. Sementara peringatan Natal masih jauh.
"(Warga bilang) orang ini mau Maulid Nabi. Oh iya terus dicopot intinya cuma begitu," tegasnya.
Setyawan menegaskan hubungan pengelola museum dan warga sekitar selama ini berjalan baik. Pihak museum yang memasang ucapan serupa pada tahun lalu juga tak pernah diprotes.
"Masalah komunikasi saja. Karena di sana kalau malam cuma ada satpam. Tapi, itu langsung dicopot, ya memang agak lama prosesnya (pencopotan). Tapi waktu melepas ya dimatikan lampunya," pungkasnya.