Status Siaga Darurat Kekerigan, Pemda DIY Modifikasi Cuaca
Intinya Sih...
- BPBD DIY rencanakan operasi modifikasi cuaca guna atasi kekeringan
- Pelaksanaan rencana menggunakan pesawat dari BNPB, target pertama adalah Kabupaten Gunungkidul
- Bulan Agustus dipilih karena masih terdapat awan konvektif untuk menciptakan hujan buatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY merencanakan operasi modifikasi cuaca guna mengatasi kekeringan. Pelaksanaan rencana ini akan menggunakan unit pesawat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
1. Taburkan garam di awan dengan kelembaban tinggi
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana menuturkan, penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) ini adalah tindak lanjut pasca penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di DIY pada 1-31 Agustus 2024 melalui SK Gubernur DIY.
"Kita bekerja sama dengan BNPB terkait dengan modifikasi cuaca, nanti kita membuat hujan buatan dengan cara menaburkan garam di awan," kata Edhy saat dihubungi, Kamis (8/8/2024).
Edhy menerangkan, untuk pelaksanaan rencana ini, BMKG terlebih dulu menemukan awan dengan tingkat kelembapan yang tinggi di langit DIY. Tanpa adanya awan ini, maka modifikasi cuaca mustahil dilakukan.
"Kita melihat cuaca, atau kondisi juga. Membuat hujan buatan kalau tidak ada awan kan juga tidak bisa sehingga kita lihat dulu awannya berada di sebelah mana, itu kan harus diperhatikan," jelas Edhy.
2. Kabupaten Gunungkidul menjadi sasaran pertama
Edhy menambahkan, pelaksanaan modifikasi cuaca akan menggunakan dana siap pakai (DSP) sepenuhnya dari BNPB. Wilayah sasaran pertama adalah Kabupaten Gunungkidul, karena dianggap sebagai daerah yang paling terdampak kekeringan akibat musim kemarau.
Selain melalui modifikasi cuaca, BPBD sejauh ini juga sudah menyalurkan air bersih setara 500 tangki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Total alokasi air bersih wilayah ini setara seribu tangki.
"Yang terbanyak minta dropping air itu kan di Gunungkidul, 500 tangki itu yang keluar dari BPBD. Namun kalau yang dari kecamatan-kecamatan kami belum bisa mendata," ungkapnya.
Baca Juga: Antisipasi Kekeringan, BPBD Kota Jogja Minta Warga Bijak Gunakan Air
3. Bulan Agustus momen tepat untuk modifikasi cuaca
Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mendukung rencana modifikasi cuaca oleh BPBD dan BNPB.
Reni memaparkan, Bulan Agustus merupakan puncak musim kemarau sebagian besar wilayah DIY mengalami hari tanpa hujan (HTH) kategori panjang sejak dasarian kedua Juni 2024. Intensitas hujan sekarang ini terhitung rendah sekalipun sekarang ini juga muncul fenomena La Nina.
Menurut Reni, Agustus adalah momen yang tepat untuk pelaksanaan modifikasi cuaca. Musababnya, masih terdapat sisa awan-awan konvektif untuk menciptakan hujan buatan.
"Curah hujan Bulan Agustus kami prediksi berkisar 0 sampai 50 milimeter. Memang lebih kecil dibanding September tetapi masih ada awan-awan hujan sehingga untuk modifikasi cuaca masih bisa," pungkasnya.
Baca Juga: Fakta Unik Gunungkidul, Lautan yang Berubah Menjadi Daerah Pegunungan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.