Konsep TerraDam Bawa Tim Aktuaria UGM Juara 2 Kompetisi Internasional

- Tim Young Begawan Aktuaria (YBA) UGM meraih juara dua kompetisi riset aktuaria bergengsi dari Society of Actuaries (SOA) Research Institute.
- Tim YBA tampil dengan solusi inovatif TerraDam, program nasional untuk meningkatkan ketahanan finansial dan infrastruktur terhadap risiko kegagalan bendungan tanah di wilayah fiktif Tarrodan.
- TerraDam Insurance, Regulation, Grant, dan Token merupakan empat pilar utama program TerraDam yang bertujuan mengurangi risiko kegagalan bendungan dan menghasilkan arus kas positif.
Yogyakarta, IDN Times - Tim Young Begawan Aktuaria (YBA) Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih juara dua kompetisi bergengsi riset aktuaria yang diselenggarakan
Society of Actuaries (SOA) Research Institute.
Kompetisi ini diikuti berbagai tim mahasiswa dari seluruh dunia untuk menguji kemampuan dalam mengembangkan solusi aktuaria inovatif untuk permasalahan nyata.
Kompetisi tahun ini diramaikan sebanyak 68 tim dari 42 universitas di 17 negara, dan 6 benua. Dari 68 tim tersebut, 19 tim berhasil lolos ke babak semifinal, dua di antaranya
dari UGM.
1. TerraDam dan solusi mengurangi risiko kegagalan bendungan

Melalui keterangan resmi yang diterima IDN Times, Tim Young Begawan Aktuaria tampil dengan solusi komprehensif dan inovatif yakni 'TerraDam'.
TerraDam merupakan sebuah program nasional yang dirancang untuk
meningkatkan ketahanan finansial dan infrastruktur terhadap risiko kegagalan bendungan tanah (earthen dam) di wilayah fiktif Tarrodan.
Program TerraDam milik YBA menggabungkan pendekatan holistik melalui empat pilar utama, yakni TerraDam Insurance, TerraDam Regulation, TerraDam Grant, dan TerraDam Token.
"Program ini bertujuan untuk mengurangi risiko kegagalan bendungan yang berpotensi
menyebabkan kerugian ekonomi hingga lebih 182 miliar dolar, dengan probabilitas kegagalan bendungan rata-rata hampir 10 persen dalam 10 tahun."
2. Asuransi bendungan untuk pemilik hingga masyarakat dan investasi program

Dijelaskan, TerraDam Insurance menyediakan dua jenis asuransi, antara lain asuransi opsional untuk pemilik bendungan dan asuransi nasional wajib yang didanai lewat sistem pajak. Tujuannya untuk melindungi masyarakat dari kerugian akibat kegagalan bendungan.
Sementara TerraDam Regulation menetapkan standar ketat bagi pemilik bendungan untuk merancang Rencana Tanggap Darurat (EAP), melakukan inspeksi rutin, memasang sistem peringatan dini, serta merehabilitasi bendungan yang sudah tua.
Adapun TerraDam Grant menyediakan bantuan dana bagi pemilik bendungan yang tidak mampu membiayai kewajiban tersebut.
Selanjutnya, TerraDam Token sebagai mekanisme keuangan digital berbasis blockchain yang mengubah bendungan menjadi aset investasi yang dapat diperdagangkan, sehingga mendukung keberlanjutan program.
"Dengan implementasi program ini, risiko kegagalan bendungan diperkirakan dapat dikurangi hingga 62 persen, dan program diproyeksikan menghasilkan arus kas positif sebesar 80,589 juta Qalkoon (mata uang fiktif dalam kompetisi) pada akhir tahun 2035, memastikan keberlanjutan finansial tanpa membebani masyarakat," klaim mereka.
3. Integrasi ilmu aktuaria dengan problem solving nyata

Juara pertama dalam kompetisi ini diraih tim dari University of Waterloo, Kanada. Sementara posisi ketiga ditempati tim Australian National University, Australia.
Selain YBA, tim dari Monash University, Australia; National Economics University, Vietnam; serta Universitas Pelita Harapan, Indonesia, juga sukses melangkah ke babak final.
Tim Departemen Matematika sendiri mulai mengikuti SOA Student Research Case Study Challenge sejak 2019. Saat itu tim yang terdiri dari mahasiswa minal aktuaria program studi Statistika. Pada tahun yang sama Program Studi Ilmu Aktuaria terbentuk di UGM dan menerima mahasiswa pertamanya.
Lima tahun berselang, yaitu pada 2024, tim UGM kembali mengirimkan delegasinya, hingga tahun tahun 2025, tim memenangkan kompetisi ini. Capaian ini diklaim menjadi salah satu yang terbaik dari program studi sarjana S1 termuda di FMIPA UGM.
"Kami membawa kehormatan ini dengan rasa bangga, menjadikannya dorongan kuat bagi kami untuk terus berkembang dan berkontribusi
secara nyata demi kesejahteraan bersama. Perjalanan terus berlanjut, dan kami akan terus berjuang," kata ketua tim YBA, Mohammad Firdaus.
Dosen pembimbing, Danang Teguh Qoyyimi menilai prestasi ini menjadi bukti kemampuan mahasiswa UGM dalam mengintegrasikan ilmu aktuaria dengan penyelesaian masalah atau problem solving nyata yang berdampak luas.
"Kami berharap program ini dapat menjadi sumber belajar yang baik bagi pengembangan riset dan aplikasi aktuaria di Indonesia," ujarnya.