Cerita Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGM

Moses lolos jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi

Intinya Sih...

  • Moses Patibang, mahasiswa baru UGM tahun 2024 asal Kabupaten Tana Toraja, lolos jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
  • Ayah Moses, Natan Kapitong, seorang petani singkong dan ojek panggilan dengan penghasilan kurang dari Rp500 ribu per bulan.
  • Moses diterima di prodi Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, terinspirasi dari Najwa Shihab dan berjuang mempertahankan prestasinya sebagai ungkapan terima kasih pada mendiang ibunya.

Yogyakarta, IDN Times - Moses Patibang (18) adalah mahasiswa baru di Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2024 asal Kabupaten Tana Toraja. Moses menjadi salah satu mahasiswa yang berhasil lolos jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Perjuangan Moses untuk berkuliah di UGM bukanlah hal mudah. Pasalnya, Moses lahir dari keluarga kurang mampu.

1. Dari keluarga petani singkong

Cerita Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGMNatan Kapitong dan Moses Patibang (Dok. UGM)

Ayah Moses, Natan Kapitong (55), merupakan orang tua tunggal yang harus menghidupi keluarganya dari hasil bertani singkong dan ojek panggilan. Penghasilan Natan dalam sebulan tak lebih dari Rp500 ribu.

Dalam siaran pers oleh UGM dijelaskan, keluarga Natan tinggal di rumah kayu yang jauh dari kota dan pemukiman warga, di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Untuk menuju rumahnya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak berbatu yang licin, hampir tanpa penerangan, dan berlumpur di tengah hutan kecil.

Moses memiliki dua kakak, satu kakaknya bekerja sebagai buruh bangunan di Papua. Sementara satu lagi sedang berkuliah di universitas swasta di Toraja.

Karena keterbatasan ekonomi, Natan sempat meminta Moses menunda keinginannya berkuliah. Jika harus pun, ia menyarankan untuk berkuliah di Toraja. Tetapi, Moses bersikeras untuk melanjutkan pendidikan di UGM.

Natan akhirnya melunak setelah mengetahui Moses mendaftar lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

2. Diterima kuliah di UGM

Cerita Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGMPotret Universitas Gadjah Mada (commons.wikimedia.org/Lusia Komala Widiastuti)

Moses tengah beribadah di gereja ketika hari pengumuman penerimaan mahasiswa baru UGM tiba, Selasa (26/3/2024). Ia akhirnya membuka pengumuman tersebut melalui ponselnya.

“Puji Tuhan, Saya lulus UGM… Saya lulus UGM!” teriak Moses saat itu.

Kabar baik dari Moses tersebut sempat membuat haru jemaat gereja dan pendeta. Moses menjadi satu-satunya siswa lulusan SMA Negeri 3 Toraja yang tahun ini diterima berkuliah di UGM.

Moses berhasil diterima di prodi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada. Menurut pihak UGM, nama Moses kini terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah. Bahkan saat registrasi, ia mendapat subsidi UKT 100 persen.

Baca Juga: 7 Peserta Clash of Champions dari UGM, Kantongi Prestasi Gemilang

3. Berprestasi di SMA

Cerita Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGMNatan Kapitong dan Moses Patibang (Dok. UGM)

Pencapaian Moses ini tak lepas dari prestasinya di bangku sekolah. Ia selalu mendapat peringkat 5 besar di SMA tempatnya belajar. Bungsu dari tiga bersaudara tersebut mengaku selalu berusaha mempertahankan prestasinya sejak duduk di bangku kelas 10. Tujuannya agar bisa lolos seleksi SNBP.

Soal prodi Ilmu Komunikasi yang dipilihnya, Moses mengaku terinspirasi dari Najwa Shihab.

"Saya ingin memiliki kemampuan berbicara di depan publik yang baik seperti Najwa Shihab dan kalau sudah lulus kelak saya bercita-cita ingin menjadi dosen,” terang Moses.

Moses mengaku perjuangannya mempertahankan prestasinya selama ini adalah sebagai ungkapan terima kasih mendiang ibunya yang meninggal lima tahun lalu.

"Terima kasih mama telah merawat saya dari kecil hingga saya bertumbuh menjadi pribadi yang kuat, tanpa kehadiran mama di hidupku saya hanya sebutir debu yang tidak berarti dan ini saya persembahkan untuk mama saya,” tuturnya.

Sementara bagi Natan, subsidi UKT 100 persen yang diberikan UGM sangat membantu untuk masa depan anaknya.

“Saya lebih senang dan saya mengucap terima kasih kepada pemerintah yang dapat memberi subsidi untuk anak saya kuliah. Karena secara ekonomi kami tidak mampu, pendapatan kami di bawah 500 ribu setiap bulan, sehingga kalau untuk membiayai kuliah di UGM kami tidak mampu,” ujar Natan.

Baca Juga: Mahasiswa FEB UGM Kembangkan Permainan Edukatif Pengelolaan Sampah

Tunggul Kumoro Damarjati Photo Community Writer Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya